Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota pelestari penyu dari lembaga nonpemerintah Lestari Alam Laut untuk Negeri (Latun) Bengkulu menangkarkan sebanyak 2.055 butir telur penyu yang diterima dari nelayan yang menemukan telur-telur tersebut dari sekitar pesisir Bengkulu.
?Saat ini ada 2.055 butir telur penyu yang dieramkan di sarang yang kita buat di Pantai Tapak Paderi,? kata Koordinator Latun, Ari Anggoro di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan anggota Latun menggandeng para nelayan dan kelompok masyarakat untuk pelestarian spesies dilindungi tersebut.
Ribuan telur yang dieramkan di sarang pasir berasal dari para nelayan di Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 365 butir, dari kelompok masyarakat di Kota Bengkulu sebanyak 910 butir dan 680 butir lainnya dari Pulau Tikus.
?Kami juga ikut menyisir langsung lokasi potensi penyu bertelur untuk diamankan dan dieramkan,? ucapnya.
Dari hasil pengeraman yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, ratusan telur telah menetas menjadi tukik atau anak penyu dan dilepasliarkan ke habitatnya di perairan Bengkulu.
Ari mengatakan tantangan yang dihadapi dalam pelestarian penyu di wilayah ini adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk menyelamatkan spesies tersebut.
Kurangnya kesadaran dapat dibuktikan dari maraknya penjualan telur penyu bahkan secara terang-terangan di pasar tradisional di Kota Bengkulu.
?Ini yang menjadi tantangan dalam pelestarian penyu sehingga peningkatan kesadaran masyarakat penting untuk terus dilakukan,? ujarnya.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, terdapat empat jenis penyu yang tercatat mendarat untuk bertelur di pesisir Bengkulu yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
?Saat ini ada 2.055 butir telur penyu yang dieramkan di sarang yang kita buat di Pantai Tapak Paderi,? kata Koordinator Latun, Ari Anggoro di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan anggota Latun menggandeng para nelayan dan kelompok masyarakat untuk pelestarian spesies dilindungi tersebut.
Ribuan telur yang dieramkan di sarang pasir berasal dari para nelayan di Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 365 butir, dari kelompok masyarakat di Kota Bengkulu sebanyak 910 butir dan 680 butir lainnya dari Pulau Tikus.
?Kami juga ikut menyisir langsung lokasi potensi penyu bertelur untuk diamankan dan dieramkan,? ucapnya.
Dari hasil pengeraman yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, ratusan telur telah menetas menjadi tukik atau anak penyu dan dilepasliarkan ke habitatnya di perairan Bengkulu.
Ari mengatakan tantangan yang dihadapi dalam pelestarian penyu di wilayah ini adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk menyelamatkan spesies tersebut.
Kurangnya kesadaran dapat dibuktikan dari maraknya penjualan telur penyu bahkan secara terang-terangan di pasar tradisional di Kota Bengkulu.
?Ini yang menjadi tantangan dalam pelestarian penyu sehingga peningkatan kesadaran masyarakat penting untuk terus dilakukan,? ujarnya.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, terdapat empat jenis penyu yang tercatat mendarat untuk bertelur di pesisir Bengkulu yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018