Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Pemkab Bengkulu Selatan terus menekan jumlah kasus malaria, dan hingga triwulan kedua tahun ini angkanya turun drastis hingga mencapai 63 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan Redhwan Arif di Manna, akhir pekan ini, menyebut sejak Januari hingga Juni tahun ini, penderita malaria hanya berjumlah 40 kasus.

Pada periode yang sama tahun lalu jumlahnya mencapai 149 kasus, sedangkan total hingga Desember 2017 berjumlah 297 kasus.

Turunnya jumlah kasus penderita malaria pada triwulan kedua tahun ini, sambung Redhwan, berkat kegiatan pencegahan yang rutin dilakukan pihaknya.

Meski begitu, dia menyarankan masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah gigitan nyamuk pada kulit, sebab Bengkulu Selatan masih termasuk kawasan endemik malaria.

"Kami memantau ada 1.501 warga yang berpotensi terkena penyakit malaria. Untuk itu, imbauan perilaku hidup sehat dan bersih serta berbagai program pencegahan rutin kami lakukan," ujarnya.

Merujuk laporan tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait malaria, plasmodium vivax yang dibawa nyamuk anopheles menyebabkan hampir 50 persen kasus malaria di Indonesia. 

Plasmodium ini merupakan satu dari lima spesies parasit malaria yang berdiam di organ hati manusia dengan masa inkubasi selama 12-18 hari.

"Pengendalian larva anopheles menjadi perhatian serius kami dalam menekan jumlah kasus penyakit malaria di Bengkulu Selatan. Kami bekerja keras agar penyakit malaria bisa dieliminasi," jelas Redhwan.

Lebih lanjut, dia berharap warga yang menemukan kasus malaria agar segera memeriksakan diri ke puskesmas dan rumah sakit terdekat guna mendapatkan penanganan medis.

"Malaria ini masih menjadi endemik di Bengkulu Selatan. Oleh karena itu, kita semua harus berkerjasama dalam memberantas penyakit ini," imbuhnya.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018