"Sepanjang 2022 tidak ditemukan kasus malaria di Kabupaten Kepahiang yang artinya wilayah bebas dari penyakit malaria," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang Tajri Fauzan saat dikonfirmasi di Bengkulu, Senin.
Untuk tetap menjadikan Kabupaten Kepahiang sebagai wilayah yang terbebas dari penyakit malaria, dirinya meminta masyarakat terus menjaga kebersihan, baik di rumah maupun di tempat umum.
Hal tersebut dilakukan guna menghambat perkembangbiakan nyamuk seperti melakukan pengecekan dan membuang genangan air di perkarangan rumah agar larva nyamuk tidak berkembang.
Menurut Tajri, fenomena penyakit tersebut meningkat karena didukung penyakit degeneratif yang merupakan penyakit bawaan dari orang itu sendiri.
Seperti penyakit gula darah, jantung dan lainnya. Penyakit degeneratif akan kambuh jika orang tersebut tidak menerapkan gaya hidup sehat dan membatasi memakan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak berlebihan.
"Ada peningkatan kasus degeneratif dan rata-rata setiap bulan meningkat. Jadi untuk menghindari degeneratif dengan menjaga pola makan," ujarnya.
Lanjut Tajri, penyakit malaria merupakan penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk dan seseorang yang sudah terinfeksi oleh penyakit tersebut akan demam dan menggigil hingga beberapa hari.
Meskipun demikian, ia terus mengimbau seluruh masyarakat untuk menerapkan 5M guna menghindari dan menangani kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan malaria.
Penerapan 5M yang dapat dilakukan seperti mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam satu minggu.
Kemudian menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga.