Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu menyebutkan terdapat tiga jalur lintas yang menghubungkan Bengkulu-Sumatera Selatan dan Bengkulu-Lampung yang rawan titik longsor.

"Ada sejumlah titik rawan longsor yang terdapat di tiga jalur yang akan dilalui pemudik tepatnya menghubungkan Bengkulu-Sumsel dan Bengkulu-Lampung," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu, Eko Agusrianto di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan untuk jalur Bengkulu-Sumatera Selatan terdapat dua jalur yang memiliki titik rawan longsor yakni jalan nasional Bengkulu-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang.

Sedangkan untuk jalur jalan penghubung atau "feeder road" Bengkulu-Sumatera Selatan melewati jalur Manna-Tanjung Sakti terdapat lima titik rawan longsor.

"Untuk jalur Manna-Tanjung Sakti, Pagaralam memang lebih rawan longsor, untuk wilayah Bengkulu setidaknya ada lima titik rawan," katanya.

Titik rawan longsor di jalur ini antara lain di Batu Kuning, Bandar Agung, Kayu Ajaran dan Air Tenam.

Sementara di jalur Bengkulu menuju Provinsi Lampung, untuk wilayah Bengkulu terdapat titik rawan longsor di Air Teras, Kabupaten Seluma.

"Tiga jalur ini masih ada pekerjaan perbaikan jalan tapi pemudik diimbau tetap waspada," katanya.

Untuk mengantisipasi putusnya akses transportasi akibat material longsoran, Dishubkominfo sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiagakan alat berat, katanya.

Khusus untuk jalan nasional, kata dia, juga sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I dan II Provinsi Bengkulu.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bengkulu Mukhtar Harahap mengatakan ancaman longsor di jalur Manna, Bengkulu menuju Tanjungsakti, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan perlu diwaspadai.

"Ada pekerjaan peningkatan struktur jalan di jalur itu, tapi titik rawan longsor perlu diwaspadai," katanya.

Topografi lereng bukit barisan membuat badan jalan itu rawan longsor. Apalagi memasuki musim penghujan selama arus mudik maka risiko jalur tertutup timbunan longsor makin tinggi.

Meski pekerja akan ditarik dari sejumlah lokasi proyek pada H-7, namun alat berat akan disiagakan di jalur yang rawan longso tersebut.      

"Petugas piket juga akan disiagakan selama arus mudik hingga pengerjaan jalan dilanjutkan kembali," katanya. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012