Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan mendata sebanyak delapan dari sebelas kecamatan di daerah itu terancam kekeringan karena musim kemarau.
"Ada delapan kecamatan yang diprediksi terancam kekeringan, karena merupakan kawasan perbukitan yang jauh dari akses air seperti sungai," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bengkulu Selatan Arief Antony di Manna, Rabu.
Dia menjelaskan, dari delapan kecamatan itu terdapat 35 desa yang diperkirakan akan mengalami intensitas kekeringan tinggi saat musim kemarau tahun ini.
"Masyarakat yang hidup di perbukitan hanya mengandalkan sumur dangkal, sementara jarak sumber air jauh dari pemukiman," ujarnya.
Untuk mengantisipasi dampak buruk kekeringan, sambung Arief, pihaknya menyiagakan armada pengangkut 5.000 liter air bersih serta bekerjasama dengan unit pemadam kebakaran dan Perusahaan Air Minum Daerah.
Dia pun berharap kepada pemerintah kecamatan dan desa agar menyerahkan data wilayah dan penduduk yang rawan mengalami kekeringan.
Kekeringan tidak hanya berdampak menipisnya pasokan air bersih masyarakat, melainkan juga berdampak terhadap ribuan hektare lahan pertanian di Bengkulu Selatan yang terancam mengalami gagal panen akibat kesulitan mendapatkan suplai air.
"Khusus untuk sektor pertanian, ada dua kecamatan yang mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Pino Raya dan Bunga Mas dengan total lahan persawahan tadah hujan mencapai seribu hektare," terang Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan Sukarni Dunip.
Dia menjelaskan pemerintah saat ini telah menyiapkan pompa air guna mengatasi sawah gagal panen. Program pompanisasi akan disalurkan kepada kelompok tani dan kawasan yang masih memiliki sumber air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Ada delapan kecamatan yang diprediksi terancam kekeringan, karena merupakan kawasan perbukitan yang jauh dari akses air seperti sungai," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bengkulu Selatan Arief Antony di Manna, Rabu.
Dia menjelaskan, dari delapan kecamatan itu terdapat 35 desa yang diperkirakan akan mengalami intensitas kekeringan tinggi saat musim kemarau tahun ini.
"Masyarakat yang hidup di perbukitan hanya mengandalkan sumur dangkal, sementara jarak sumber air jauh dari pemukiman," ujarnya.
Untuk mengantisipasi dampak buruk kekeringan, sambung Arief, pihaknya menyiagakan armada pengangkut 5.000 liter air bersih serta bekerjasama dengan unit pemadam kebakaran dan Perusahaan Air Minum Daerah.
Dia pun berharap kepada pemerintah kecamatan dan desa agar menyerahkan data wilayah dan penduduk yang rawan mengalami kekeringan.
Kekeringan tidak hanya berdampak menipisnya pasokan air bersih masyarakat, melainkan juga berdampak terhadap ribuan hektare lahan pertanian di Bengkulu Selatan yang terancam mengalami gagal panen akibat kesulitan mendapatkan suplai air.
"Khusus untuk sektor pertanian, ada dua kecamatan yang mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Pino Raya dan Bunga Mas dengan total lahan persawahan tadah hujan mencapai seribu hektare," terang Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan Sukarni Dunip.
Dia menjelaskan pemerintah saat ini telah menyiapkan pompa air guna mengatasi sawah gagal panen. Program pompanisasi akan disalurkan kepada kelompok tani dan kawasan yang masih memiliki sumber air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018