Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Pengurus Panti Asuhan Rayhan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, membantah telah menelantarkan puluhan anak yatim piatu yang ada di panti tersebut.
"Tidak ada telantar dari 40 anak asuh yang ada di sini, semuanya masih bisa makan dan sekolah, semuanya berjalan dengan baik," kata Jepita, salah seorang pengasuh di Rumah Yatim Rayhan saat ditemui di panti khusus pria di Jalan Santoso, Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, Rabu.
Kondisi panti asuhan yang mereka kelola itu tetap berjalan kendati pimpinan mereka,Mardiono, sedang ditahan pihak Polda Bengkulu karena sedang mengalami permasalahan hukum.
Panti asuhan yang didirikan sejak Mei 2018 itu saat ini telah memiliki 40 orang anak asuh yang berstatus yatim, piatu dan ada juga anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Kalangan anak asuh ini berdiam di dua tempat, untuk anak asuh perempuan berjumlah 20 orang berdiam di Rumah Yatim Aboe Bisin di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Curup Timur. Sedangkan untuk anak asuh laki-laki juga 20 orang berdiam di Rumah Yatim Rayhan di Kelurahan Dwi Tunggal.
Para anak asuh ini, semula tergabung di Panti Asuhan Aisyah Tunas Harapan di Kelurahan Air Sengak, namun sejak pendiri mereka membuat panti asuhan baru di luar yayasan Muhamadiyah, mereka akhirnya keluar dan ikut ke rumah yatim yang dikelola Mardiono.
"Anak asuh yang ada di sini yang paling kecil berumur 1,5 tahun, sedangkan yang besar perempuan saat ini sudah sekolah di tingkat SMA. Kalau masalah kebutuhan, kami mendapatkan bantuan dari donatur setiap bulannya," ujar Jepita.
Sebelumnya pihak Polda Bengkulu mengamankan dua pucuk pimpinan travel umrah Bumi Minang Pratiwi Bengkulu, yakni Edi Kurniawan dan Mardiono dalam kasus dugaan penipuan uang jamaah umrah di wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Tidak ada telantar dari 40 anak asuh yang ada di sini, semuanya masih bisa makan dan sekolah, semuanya berjalan dengan baik," kata Jepita, salah seorang pengasuh di Rumah Yatim Rayhan saat ditemui di panti khusus pria di Jalan Santoso, Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, Rabu.
Kondisi panti asuhan yang mereka kelola itu tetap berjalan kendati pimpinan mereka,Mardiono, sedang ditahan pihak Polda Bengkulu karena sedang mengalami permasalahan hukum.
Panti asuhan yang didirikan sejak Mei 2018 itu saat ini telah memiliki 40 orang anak asuh yang berstatus yatim, piatu dan ada juga anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Kalangan anak asuh ini berdiam di dua tempat, untuk anak asuh perempuan berjumlah 20 orang berdiam di Rumah Yatim Aboe Bisin di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Curup Timur. Sedangkan untuk anak asuh laki-laki juga 20 orang berdiam di Rumah Yatim Rayhan di Kelurahan Dwi Tunggal.
Para anak asuh ini, semula tergabung di Panti Asuhan Aisyah Tunas Harapan di Kelurahan Air Sengak, namun sejak pendiri mereka membuat panti asuhan baru di luar yayasan Muhamadiyah, mereka akhirnya keluar dan ikut ke rumah yatim yang dikelola Mardiono.
"Anak asuh yang ada di sini yang paling kecil berumur 1,5 tahun, sedangkan yang besar perempuan saat ini sudah sekolah di tingkat SMA. Kalau masalah kebutuhan, kami mendapatkan bantuan dari donatur setiap bulannya," ujar Jepita.
Sebelumnya pihak Polda Bengkulu mengamankan dua pucuk pimpinan travel umrah Bumi Minang Pratiwi Bengkulu, yakni Edi Kurniawan dan Mardiono dalam kasus dugaan penipuan uang jamaah umrah di wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018