Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pemerintah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, akan mengembangkan berbagai obyek wisata alam, budaya dan wisata danau "Pulau Harapan" dalam kawasan bendungan Tes yang anggarannya direncanakan pada 2012 mencapai sebesar Rp5 miliar untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
"Pada kawasan Pulau Harapan itu akan dibangun tanggul sepanjang 2,5 kilometer dan taman serta sarana pendukung lainnya agar pengunjung nyaman menikmati keindahan pulau tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata Budaya dan Perhubungan Kabupaten Lebong M Syafik di Lebong, berjarak sekitar 150 Km dari Kota Bengkulu, Jumat.
Ia menjelaskan, obyek wisata di wilayah Kabupaten Lebong itu bermacam-macam jenisnya mulai dari air putih, air tujuh warna dan pemandian air panas, obyek wisata air terjun dan situs peniggalan Belanda saat menambang emas di wilayah itu ratusan tahun silam.
Peninggalan Balanda itu, selain bekas galian emas dan ratusan makam, juga jalan lori mengangkut emas sepanjang puluhan kilometer memebelah kawasan hutan lindung di perbukitan wilayah itu.
Menurut sejarah, katanya, jalan lori itu menghubungkan tambang emas lobang kaca mata hingga wilayah Bukit Daun di Kabupaten Rejang Lebong untuk mengangkut emas tersebut.
Pengangkutan emas itu tidak melalui jalan raya Muara Aman-Curup, tapi melintasi kawasan hutan lindung dengan menggunakan lori gantung, sekarang jalan lori itu masih ada, meskipun besinya sudah banyak dicuri masyarakat.
Setiap mengangkut emas, ada empat orang petugas Belanda mengawal peti berisi emas tersebut, kemudian di bawa ke rumah kediaman Gubernur Jenderal Belanda di kawasan Bukit Daun.
Kediaman Gubernur Jenderal Belanda itu, tidak diketahui masyarakat karena lokasinya berada dalam kawasan kebun tea, dari sanalah emas hasil galian kolonial itu dibawa ke negerinya menggunakan pesawat khusus ke Batavia, Jakarta.
Berdasarkan hasil pantauan para peneliti, emas murni diambil Belanda dari perut bumi Lebong itu mencapai 43.000 ton, belum lagi dalam bentuk perak dan jenis lainnya.
Menjadi wisata sejarah saat ini, katanya, adalah jalan lori tersebut karena melintas di atas pepohonan terlihat dari Pulau Harapan tersebut, bila obyek wisata itu dikembangkan maka akan menjadi wisata alam cukup unik, katanya.
Bupati Lebong Rosjonsyah mengatakan, salah satu potensi pendapatan di Kabupaten Lebong ke depan adalah obyek wisata karena daerah itu diapit kawasan hutan lindung dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Untuk mendukung obyek wisata itu, pihaknya akan memprioritaskan membangun jalan antara lain jalan tembus Lebong-Merangin, Jambi dan Desa Tapus-Kabupaten Musi Rawas, Sumsel.
Selain itu jalan Provinsi Bengkulu menuju Lebong akan diperbaiki karena sekarang kondisinya sangat memprihatinkan, sehingga trasnportasi Lebong-Kota Bengkulu berjarak lebih kurang 150 Km ditempuh dengan waktu empat jam, bila jalan itu bagus dapat ditempuh 2,5 jam, katanya. (ANT/Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011
"Pada kawasan Pulau Harapan itu akan dibangun tanggul sepanjang 2,5 kilometer dan taman serta sarana pendukung lainnya agar pengunjung nyaman menikmati keindahan pulau tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata Budaya dan Perhubungan Kabupaten Lebong M Syafik di Lebong, berjarak sekitar 150 Km dari Kota Bengkulu, Jumat.
Ia menjelaskan, obyek wisata di wilayah Kabupaten Lebong itu bermacam-macam jenisnya mulai dari air putih, air tujuh warna dan pemandian air panas, obyek wisata air terjun dan situs peniggalan Belanda saat menambang emas di wilayah itu ratusan tahun silam.
Peninggalan Balanda itu, selain bekas galian emas dan ratusan makam, juga jalan lori mengangkut emas sepanjang puluhan kilometer memebelah kawasan hutan lindung di perbukitan wilayah itu.
Menurut sejarah, katanya, jalan lori itu menghubungkan tambang emas lobang kaca mata hingga wilayah Bukit Daun di Kabupaten Rejang Lebong untuk mengangkut emas tersebut.
Pengangkutan emas itu tidak melalui jalan raya Muara Aman-Curup, tapi melintasi kawasan hutan lindung dengan menggunakan lori gantung, sekarang jalan lori itu masih ada, meskipun besinya sudah banyak dicuri masyarakat.
Setiap mengangkut emas, ada empat orang petugas Belanda mengawal peti berisi emas tersebut, kemudian di bawa ke rumah kediaman Gubernur Jenderal Belanda di kawasan Bukit Daun.
Kediaman Gubernur Jenderal Belanda itu, tidak diketahui masyarakat karena lokasinya berada dalam kawasan kebun tea, dari sanalah emas hasil galian kolonial itu dibawa ke negerinya menggunakan pesawat khusus ke Batavia, Jakarta.
Berdasarkan hasil pantauan para peneliti, emas murni diambil Belanda dari perut bumi Lebong itu mencapai 43.000 ton, belum lagi dalam bentuk perak dan jenis lainnya.
Menjadi wisata sejarah saat ini, katanya, adalah jalan lori tersebut karena melintas di atas pepohonan terlihat dari Pulau Harapan tersebut, bila obyek wisata itu dikembangkan maka akan menjadi wisata alam cukup unik, katanya.
Bupati Lebong Rosjonsyah mengatakan, salah satu potensi pendapatan di Kabupaten Lebong ke depan adalah obyek wisata karena daerah itu diapit kawasan hutan lindung dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Untuk mendukung obyek wisata itu, pihaknya akan memprioritaskan membangun jalan antara lain jalan tembus Lebong-Merangin, Jambi dan Desa Tapus-Kabupaten Musi Rawas, Sumsel.
Selain itu jalan Provinsi Bengkulu menuju Lebong akan diperbaiki karena sekarang kondisinya sangat memprihatinkan, sehingga trasnportasi Lebong-Kota Bengkulu berjarak lebih kurang 150 Km ditempuh dengan waktu empat jam, bila jalan itu bagus dapat ditempuh 2,5 jam, katanya. (ANT/Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011