Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo memuji kinerja para pendamping desa yang berperan besar dalam keberhasilan penyerapan dana desa.
"Kerja keras para pendamping desa membanggakan. Dana desa adalah upaya membangun Indonesia dari pinggiran, dan sejauh ini berjalan lancar," kata Eko saat dialog program dana desa dengan para pendamping desa di Bengkulu, Jumat.
Iameminta para pendamping desa agar mengetahui cara pemanfaatan dana desa. Pasalnya tidak semua perangkat desa memahami alokasi penggunaan anggaran yang baik.
Eko menambahkan, komitmen pemerintah dalam membangun desa, sangat besar.
Di hadapan para pendamping desa, Menteri Eko memaparkan beragam pencapaian pemerintah terkait dana desa dalam membangun desa-desa di Indonesia.
Menurutnya, kemandirian desa penting untuk membuat Indonesia menjadi negara maju. Pembangunan nasional harus diiringi dengan pembangunan desa.
Ia menambahkan, perekonomian di desa harus ditingkatkan sehingga mengurangi risiko terjadinya ketimpangan sosial.
"Kalau desa-desanya tidak mandiri, akan terjadi ketimpangan sosial karena orang-orang miskin banyak di desa," katanya.
Eko menuturkan, sejak masa reformasi hingga tahun 2014, tercatat 30 ribu desa masih tergolong desa tertinggal padahal ribuan triliun rupiah telah digelontorkan oleh APBN.
Pembangunan desa saat itu, kata dia, tidak merata karena dana yang diberikan ke desa dikucurkan melalui provinsi atau kabupaten yang sebagian dana tersebut ternyata tidak semuanya mengalir ke desa setempat.
"Masih ada 27 juta orang miskin dan mayoritas ada di desa. Masih ada anak-anak yang mengalami stunting (kekerdilan). Kalau masalah ini tidak dibereskan. Bagaimana bisa Indonesia menjadi negara besar kalau angkatan kerjanya cuma tamatan sekolah dasar?" katanya.
Pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, program dana desa digulirkan sejak 2015. Awalnya pada 2015, dana desa yang dikucurkan sebesar Rp20,67 triliun untuk 74.954 desa penerima. Penyerapannya saat itu 82,72 persen.
Masih rendahnya penyerapan, tidak membuat Presiden Jokowi mengurangi dana desa. Di tahun 2016, dana desa dinaikkan jadi Rp46,98 triliun, penyerapannya pun meningkat sebesar 97,65 persen.
Sementara di tahun 2017, dana desa naik lagi menjadi Rp60 triliun dengan penyerapan sebesar 98,54 persen. Di tahun ini pun dana desa tetap diberikan alokasi sebesar Rp60 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Kerja keras para pendamping desa membanggakan. Dana desa adalah upaya membangun Indonesia dari pinggiran, dan sejauh ini berjalan lancar," kata Eko saat dialog program dana desa dengan para pendamping desa di Bengkulu, Jumat.
Iameminta para pendamping desa agar mengetahui cara pemanfaatan dana desa. Pasalnya tidak semua perangkat desa memahami alokasi penggunaan anggaran yang baik.
Eko menambahkan, komitmen pemerintah dalam membangun desa, sangat besar.
Di hadapan para pendamping desa, Menteri Eko memaparkan beragam pencapaian pemerintah terkait dana desa dalam membangun desa-desa di Indonesia.
Menurutnya, kemandirian desa penting untuk membuat Indonesia menjadi negara maju. Pembangunan nasional harus diiringi dengan pembangunan desa.
Ia menambahkan, perekonomian di desa harus ditingkatkan sehingga mengurangi risiko terjadinya ketimpangan sosial.
"Kalau desa-desanya tidak mandiri, akan terjadi ketimpangan sosial karena orang-orang miskin banyak di desa," katanya.
Eko menuturkan, sejak masa reformasi hingga tahun 2014, tercatat 30 ribu desa masih tergolong desa tertinggal padahal ribuan triliun rupiah telah digelontorkan oleh APBN.
Pembangunan desa saat itu, kata dia, tidak merata karena dana yang diberikan ke desa dikucurkan melalui provinsi atau kabupaten yang sebagian dana tersebut ternyata tidak semuanya mengalir ke desa setempat.
"Masih ada 27 juta orang miskin dan mayoritas ada di desa. Masih ada anak-anak yang mengalami stunting (kekerdilan). Kalau masalah ini tidak dibereskan. Bagaimana bisa Indonesia menjadi negara besar kalau angkatan kerjanya cuma tamatan sekolah dasar?" katanya.
Pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, program dana desa digulirkan sejak 2015. Awalnya pada 2015, dana desa yang dikucurkan sebesar Rp20,67 triliun untuk 74.954 desa penerima. Penyerapannya saat itu 82,72 persen.
Masih rendahnya penyerapan, tidak membuat Presiden Jokowi mengurangi dana desa. Di tahun 2016, dana desa dinaikkan jadi Rp46,98 triliun, penyerapannya pun meningkat sebesar 97,65 persen.
Sementara di tahun 2017, dana desa naik lagi menjadi Rp60 triliun dengan penyerapan sebesar 98,54 persen. Di tahun ini pun dana desa tetap diberikan alokasi sebesar Rp60 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018