Banda Aceh (ANTARA Bengkulu) - Bencana dasyat gempa bumi berkekuatan 9,3 skala Richter disusul tsunami menerpa Aceh yang terjadi tujuh tahun silam itu masih menyisakan kenangan sedih bagi Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Zahari Siregar.
Jenderal berbintang dua tersebut sampai meneteskan air mata seraya terhisak-hisak menangis ketika melihat bangunan Markas Korem 012 Teuku Umar di Desa Suak Indra Puri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Jumat (10/8).
"Pada saat gempa tsunami melanda Aceh saya bersama seluruh prajurit saat itu berada di lokasi ini, sungguh sedih bila melihat kembali bangunan sisa terpaan gelombang tsunami," katanya.
Sebelum menjabat Pangdam Iskandar Muda, Zahari Siregar pernah mejabat sebagai Komadan Korem 012 Teuku Umar pada 2004. Ia memimpin pasukan TNI-AD di wilayah teritorial mulai dari Kabupaten Aceh Besar hingga ke Aceh Selatan.
Petinggi TNI-AD lain yang turut mendampinggi Pangdam Zahari Siregar juga ikut terharu melihat orang nomor satu jajaran Kodam Iskandar Muda ini menangis terhisak-hisak mengenang kembali peristiwa silam yang menghantarkan ribuan jiwa warga Aceh meninggal disapu tsunami.
Satu persatu ayunan langkahnya berjalan mencoba mendekati bangunan bertingkat dua ditepian pantai paling ujung kota Meulaboh itu.
Ia menunjukkan lokasi kediaman serta tempat ia sering berkumpul dan beristirahat bersama prajurit yang pada saat itu sedang bergejolak konflik.
Sambil beranjak pulang ia juga menyempatkan diri melihat lokasi makam massal di pantai merah putih atau lebih dikenal pantai "Ujong Kareung". Di sana terkebur ratusan masyarakat Aceh Barat termasuk anggota TNI-AD berserta keluarganya ketika gelombang tsunami menerjang.
Kunjungan Pangdam Zahari Siregar ke bumi "Teuku Umar" (sebutan Kabupaten Aceh Barat) ini dalam rangka safari Ramadhan 1433 Hijriah selama lima hari sekaligus melihat secara dekat situasi dan kondisi kekinian markas Korem 012 seteleh tujuh tahun ditinggalkannya.
"Setelah saya melihat ternyata kondisinya jauh lebih baik dari tujuh tahun lalu, pasca tsunami Korem kita bangun secara bertahap dan ternyata penerus saya benar-benar memalihara dan merawatnya lebih bagus," imbuhnya.
Main tenis meja
Setelah berkeliling Aceh mendatangi wilayah Korem 012 TU, Zahari Siregar mengaku sangat kagum dan terharu ketika menginjakkan kaki kembali ke wilayah Kabupaten Aceh Barat melihat pembangunan dan kemajuan menunjukan indikasi keamanan semakin kondusif.
Melepaskan rasa lelah dan membuang sejenak rasa sedih itu, menjelang sore, Pangdam Zahari Siregar mengunakan kaos olahraga bermain tenis meja sambil menanti sampainya waktu berbuka puasa bersama di markas Korem 012 TU.
Alarm serine waktu berbuka puasa berbunyi, seluruh prajurit yang tadinya mengenakan pakaian berbaret hijau sudah berubah menjadi putih berkumpul di bawah tenda dihias berwarna merah putih, berbuka puasa bersama. Hadir dalam acara itu dari unsur Polri serta muspida Aceh Barat.
Untuk kedua kalinya, tetesan air mata Pangdam Zahari Siregar kembali mengalir ketika menyerahkan santunan kepada 15 orang anak yatim piatu serta lima istri anggota TNI yang sudah ditinggal suami, karena gugur dalam bertugas selama di Aceh.
"Mereka-mereka ini adalah istri prajurit TNI-AD yang gugur saat dilanda tsunami, karena itu di bulan puasa Ramadhan ini, kita berlomba-lomba melaksanakan amal ibadah," katanya saat membagikan santunan.
Kata Pangdam, setelah ditanda tangani perjanjian damai MoU Helsinki tahun 2005 antara Pemerintah Indonesia dengan GAM, tidak terdengar lagi letusan senjata api, sehingga keamanan dinyatakan sudah sangat kondusif.
Sebab itu katanya, sudah saatnya provinsi paling ujung barat Indonesia ini bangkit membangun agar lebih maju dengan menerima kehadiran investor luar, sehingga dapat membuka lapangan kerja menampung putra daerah.
Dorong Pemda Aceh
Zahari Siregar menyatakan siap membantu Pemerintah Aceh memfasilitasi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan terutama kepada masyarakat Aceh eks kombatan GAM yang masih membutuhkan lapangan kerja menghidupi keluarganya.
Katanya, saat ini sedang berupaya mendata ulang seluruh eks kombatan GAM berada di Provinsi Aceh untuk memberikan lowongan kerja bagi yang membutuhkan, sehingga kedepan hidup mereka lebih sejahtera.
"Namun yang pertama harus kita selesaikan adalah bagaimana cara meyakinkan soal keamanan Aceh sangat kondusif, sehingga para investor berlomba-lomba datang ke wilayah ini," katanya.
Dari itu, kata Mayjen Zahari Siregar, peluang masyarakat mendapat pekerjaan akan mudah disusupi dengan bentuk kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menampung masyarakat yang belum membutuhkan pekerjaan.
Zahari Siregar menyebutkan, peran TNI-AD akan sepenuhnya bekerja untuk merangkul semua elemen masyarakat yang masih memegang senjata dengan cara pendekatan persuasif, sehingga lebih sadar menyerahkannya kepada aparat berwajib.
Ia mengakui, memang sampai saat ini peredaran senjata api di tangan tidak berhak masih terjadi di provinsi paling ujung barat Indonesia ini, hal itu dibuktikan oleh ditemukannya satu pucuk senjata apai laras panjang rakitan, enam pucuk pistol rakitan, empat tabung pelontar serta 10 buah granat Korea milik masyarakat.
Senjata api ilegal tersebut ditemukan setelah menggali sebuah lubang ke dalam tanah oleh prajurit TNI-AD Yonif 116/GS saat melakukan latihan rutin di Kecamatan Kawai XVI, Kabupaten Aceh Barat, pemilik senjata api tersebut menunjukkan keberadaan senjatanya itu.
"Dengan pendekatan secara persuasif masyarakat Aceh yang tidak berhak memegang senjata secara sadar menyerahkannya kepada TNI ataupun Polri maka minggu depan investor sudah masuk ke Aceh," katanya meyakinkan.
Dalam kesempatan itu juga Pangdam Zahari Siregar menegaskan kembali meskipun masih ditemukan adanya senjata ilegal, itu mencerminkan kondisi keamanan Aceh sudah sangat kondusif sebab masyarakat sudah sadar untuk menyerahkan senjata yang memang tidak berhak dipegangnya.
Karena itu, ia juga meyakinkan bahwa para investor sudah aman masuk ke Aceh sebab kondisi sudah sangat aman pasca penandatanganan MoU Helsinki tahun 2005.
Ia memintakan Gubenur Aceh Zaini Abdulladah dan Wakilnya Muzakir Manaf kedepan ini dapat memprioritaskan lapangan kerja baru bagi eks kombatan GAM dan masyarakat Aceh pada umumnya untuk menekan muncul aksi kejahatan akibat didorong oleh faktor ekonomi.
"Tidak ada lagi yang mesti ditakutkan kondisi Aceh sudah baik dan kondusif, karena itu para investor jangan ragu lagi melakukan investasi ke Aceh dan saya yakin pemerintah daerah sangat merespon baik," imbuhnya.
Zahari Siregar menegaskan, jajaran Kodam Iskandar Muda akan menjamin keamanan para investor yang datang ke Aceh untuk menanamkan modalnya guna memberdayakan masyarakat pengangguran yang berada di Provinsi Aceh.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Jenderal berbintang dua tersebut sampai meneteskan air mata seraya terhisak-hisak menangis ketika melihat bangunan Markas Korem 012 Teuku Umar di Desa Suak Indra Puri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Jumat (10/8).
"Pada saat gempa tsunami melanda Aceh saya bersama seluruh prajurit saat itu berada di lokasi ini, sungguh sedih bila melihat kembali bangunan sisa terpaan gelombang tsunami," katanya.
Sebelum menjabat Pangdam Iskandar Muda, Zahari Siregar pernah mejabat sebagai Komadan Korem 012 Teuku Umar pada 2004. Ia memimpin pasukan TNI-AD di wilayah teritorial mulai dari Kabupaten Aceh Besar hingga ke Aceh Selatan.
Petinggi TNI-AD lain yang turut mendampinggi Pangdam Zahari Siregar juga ikut terharu melihat orang nomor satu jajaran Kodam Iskandar Muda ini menangis terhisak-hisak mengenang kembali peristiwa silam yang menghantarkan ribuan jiwa warga Aceh meninggal disapu tsunami.
Satu persatu ayunan langkahnya berjalan mencoba mendekati bangunan bertingkat dua ditepian pantai paling ujung kota Meulaboh itu.
Ia menunjukkan lokasi kediaman serta tempat ia sering berkumpul dan beristirahat bersama prajurit yang pada saat itu sedang bergejolak konflik.
Sambil beranjak pulang ia juga menyempatkan diri melihat lokasi makam massal di pantai merah putih atau lebih dikenal pantai "Ujong Kareung". Di sana terkebur ratusan masyarakat Aceh Barat termasuk anggota TNI-AD berserta keluarganya ketika gelombang tsunami menerjang.
Kunjungan Pangdam Zahari Siregar ke bumi "Teuku Umar" (sebutan Kabupaten Aceh Barat) ini dalam rangka safari Ramadhan 1433 Hijriah selama lima hari sekaligus melihat secara dekat situasi dan kondisi kekinian markas Korem 012 seteleh tujuh tahun ditinggalkannya.
"Setelah saya melihat ternyata kondisinya jauh lebih baik dari tujuh tahun lalu, pasca tsunami Korem kita bangun secara bertahap dan ternyata penerus saya benar-benar memalihara dan merawatnya lebih bagus," imbuhnya.
Main tenis meja
Setelah berkeliling Aceh mendatangi wilayah Korem 012 TU, Zahari Siregar mengaku sangat kagum dan terharu ketika menginjakkan kaki kembali ke wilayah Kabupaten Aceh Barat melihat pembangunan dan kemajuan menunjukan indikasi keamanan semakin kondusif.
Melepaskan rasa lelah dan membuang sejenak rasa sedih itu, menjelang sore, Pangdam Zahari Siregar mengunakan kaos olahraga bermain tenis meja sambil menanti sampainya waktu berbuka puasa bersama di markas Korem 012 TU.
Alarm serine waktu berbuka puasa berbunyi, seluruh prajurit yang tadinya mengenakan pakaian berbaret hijau sudah berubah menjadi putih berkumpul di bawah tenda dihias berwarna merah putih, berbuka puasa bersama. Hadir dalam acara itu dari unsur Polri serta muspida Aceh Barat.
Untuk kedua kalinya, tetesan air mata Pangdam Zahari Siregar kembali mengalir ketika menyerahkan santunan kepada 15 orang anak yatim piatu serta lima istri anggota TNI yang sudah ditinggal suami, karena gugur dalam bertugas selama di Aceh.
"Mereka-mereka ini adalah istri prajurit TNI-AD yang gugur saat dilanda tsunami, karena itu di bulan puasa Ramadhan ini, kita berlomba-lomba melaksanakan amal ibadah," katanya saat membagikan santunan.
Kata Pangdam, setelah ditanda tangani perjanjian damai MoU Helsinki tahun 2005 antara Pemerintah Indonesia dengan GAM, tidak terdengar lagi letusan senjata api, sehingga keamanan dinyatakan sudah sangat kondusif.
Sebab itu katanya, sudah saatnya provinsi paling ujung barat Indonesia ini bangkit membangun agar lebih maju dengan menerima kehadiran investor luar, sehingga dapat membuka lapangan kerja menampung putra daerah.
Dorong Pemda Aceh
Zahari Siregar menyatakan siap membantu Pemerintah Aceh memfasilitasi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan terutama kepada masyarakat Aceh eks kombatan GAM yang masih membutuhkan lapangan kerja menghidupi keluarganya.
Katanya, saat ini sedang berupaya mendata ulang seluruh eks kombatan GAM berada di Provinsi Aceh untuk memberikan lowongan kerja bagi yang membutuhkan, sehingga kedepan hidup mereka lebih sejahtera.
"Namun yang pertama harus kita selesaikan adalah bagaimana cara meyakinkan soal keamanan Aceh sangat kondusif, sehingga para investor berlomba-lomba datang ke wilayah ini," katanya.
Dari itu, kata Mayjen Zahari Siregar, peluang masyarakat mendapat pekerjaan akan mudah disusupi dengan bentuk kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menampung masyarakat yang belum membutuhkan pekerjaan.
Zahari Siregar menyebutkan, peran TNI-AD akan sepenuhnya bekerja untuk merangkul semua elemen masyarakat yang masih memegang senjata dengan cara pendekatan persuasif, sehingga lebih sadar menyerahkannya kepada aparat berwajib.
Ia mengakui, memang sampai saat ini peredaran senjata api di tangan tidak berhak masih terjadi di provinsi paling ujung barat Indonesia ini, hal itu dibuktikan oleh ditemukannya satu pucuk senjata apai laras panjang rakitan, enam pucuk pistol rakitan, empat tabung pelontar serta 10 buah granat Korea milik masyarakat.
Senjata api ilegal tersebut ditemukan setelah menggali sebuah lubang ke dalam tanah oleh prajurit TNI-AD Yonif 116/GS saat melakukan latihan rutin di Kecamatan Kawai XVI, Kabupaten Aceh Barat, pemilik senjata api tersebut menunjukkan keberadaan senjatanya itu.
"Dengan pendekatan secara persuasif masyarakat Aceh yang tidak berhak memegang senjata secara sadar menyerahkannya kepada TNI ataupun Polri maka minggu depan investor sudah masuk ke Aceh," katanya meyakinkan.
Dalam kesempatan itu juga Pangdam Zahari Siregar menegaskan kembali meskipun masih ditemukan adanya senjata ilegal, itu mencerminkan kondisi keamanan Aceh sudah sangat kondusif sebab masyarakat sudah sadar untuk menyerahkan senjata yang memang tidak berhak dipegangnya.
Karena itu, ia juga meyakinkan bahwa para investor sudah aman masuk ke Aceh sebab kondisi sudah sangat aman pasca penandatanganan MoU Helsinki tahun 2005.
Ia memintakan Gubenur Aceh Zaini Abdulladah dan Wakilnya Muzakir Manaf kedepan ini dapat memprioritaskan lapangan kerja baru bagi eks kombatan GAM dan masyarakat Aceh pada umumnya untuk menekan muncul aksi kejahatan akibat didorong oleh faktor ekonomi.
"Tidak ada lagi yang mesti ditakutkan kondisi Aceh sudah baik dan kondusif, karena itu para investor jangan ragu lagi melakukan investasi ke Aceh dan saya yakin pemerintah daerah sangat merespon baik," imbuhnya.
Zahari Siregar menegaskan, jajaran Kodam Iskandar Muda akan menjamin keamanan para investor yang datang ke Aceh untuk menanamkan modalnya guna memberdayakan masyarakat pengangguran yang berada di Provinsi Aceh.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012