Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.920 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, di Jakarta, Senin mengatakan maraknya sentimen negatif di pasar di antaranya mengenai perang dagang serta harga minyak mentah yang meningkat membuat mata uang negara berkembang, termasuk rupiah kembali mengalami depresiasi.

"Ketegangan perang dagang serta tingginya harga minyak memperbesar masalah di pasar keuangan negara berkembang," katanya.

Ia mengemukakan harga minyak mentah jenis Brent mendekati 80 dolar AS per barel. Diharapkan, harga minyak kembali ke rentang 60-70 dolar AS per barel guna mencegah kekhawatiran pasar terhadap perekonomian di pasar berkembang.

Ia menambahkan sentimen negatif akan bertambah bagi pasar negara berkembang apabila The Fed tidak memperlambat laju pengetatan kebijakan moneternya.

Menurut dia, salah satu reaksi yang dapat dilakukan pemerintah adalah menerapkan tindakan penghematan meski dapat menahan laju ekonomi yang lebih tinggi.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan di tengah sentimen negatif rupiah yang tinggi saat ini, akan cukup mudah rupiah menembus level baru di atas Rp15.000 per dolar AS.

"Kemungkinan pelemahan berlanjut mendekati pertemuan the Fed 24-26 September mendatang. Namun, pelemahan ini kemungkinan sementara karena nilai tukar itu menunjukkan 'overshooting' di mana harga dolar AS sudah sangat mahal dalam mata uang rupiah," katanya. 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018