Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Kalangan petani di Desa Kota Pagu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, akhirnya menyepakati program Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang mengambil air baku di hulu irigasi sawah mereka dilanjutkan.

Hal itu disampaikan para petani dan Kepala Desa Kota Pagu, Kecamatan Curup Utara, Irian Ependi ditemui di desa setempat, Selasa.

Menurut Irian Ependi, pembangunan sarana air bersih itu dilanjutkan setelah adanya persetujuan warga yang berprofesi sebagai petani sawah di wilayah itu, yang sebelumnya melakukan protes karena khawatir sawah mereka akan kekurangan air atau kekeringan.

"Setelah dilakukan pertemuan antara warga Desa Kota Pagu dan Desa Seguring dengan pihak Pamsimas dan Dinas PU Rejang Lebong disaksikan petugas Bhabinkamtibmas pada hari Senin (10/9), pada intinya warga menyetujui pembangunan Pamsimas dilanjutkan," katanya.

Pembangunan sarana air bersih ini, tambah dia, nantinya akan menggunakan sistem buka tutup. Jika petani akan membutuhkan air untuk sawah mereka, maka mereka bisa menutup kran saluran menuju Desa Kota Pagu dan mengalirkan airnya ke sawah petani. Jika sudah selesai air ini bisa disalurkan kembali ke Desa Kota Pagu.

Persetujuan warga ini, kata dia, dimuat dalam perjanjian tertulis diatas materai Rp6.000, yang ditandatanganinya selaku Kades Kota Pagu, kemudian Kades Seguring, pihak Pamsimas, Bhabinkamtibmas, dan petani yang berasal dari Kota Pagu dan Desa Seguring.

Sementara itu PPK Pamsimas Dinas PUPR Rejang Lebong, Luhur Budi Santoso menyatakan pihaknya tidak mempersoalkan sistem buka tutup pendistribusian air bersih, sehingga antara pemenuhan kebutuhan air bersih dan usaha pertanian bisa sama-sama berjalan.

"Sebelumnya ada kekhawatiran dari pemilik sawah, air yang akan dialirkan ke Desa Kota Pagu ini akan mengurangi irigasi ke sawah mereka," katanya.

Sedangkan Koordinator Kabupaten Pamsimas Rejang Lebong Thomas Alfa Edison menjelaskan pembangunan Pamsimas Desa Kota Pagu tersebut sudah diusulkan sejak 2014 dan baru terealisasi tahun ini.

Pembangunan Pamsimas Desa Kota Pagu ini akan menelan anggaran Rp350 juta, yakni Rp245 juta (70 persen) berasal dari BLM, 10 persen APBDes dan?20 persen sumbangsih masyarakat dalam yang terdiri dari 4 persen uang tunai dan 16 persen dalam bentuk gotong royong.

Sebelumnya belasan petani di Desa Kota Pagu dan Desa Seguring merasa keberatan adanya pembangunan sarana air bersih (Pamsimas) yang mengambil air di hulu saluran irigasi tradisional sawah mereka, karena khawatir nantinya sawah mereka akan kekeringan akibat tidak kebagian air.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018