Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota DPD RI Muhammad Saleh mengharapkan agar pembangunan sektor pariwisata tidak hanya fokus terhadap infrastruktur fisik semata, namun harus sejalan dengan kemampuan sumber daya manusianya.
"Sekarang berbagai pihak fokus pada pembangunan fisik, perbaikan (destinasi wisata), terus sumber daya manusianya bagaimana," kata senator asal Provinsi Bengkulu itu, di Bengkulu, Minggu.
Kalau mengabaikan persoalan sumber daya manusia, maka menurut dia hal tersebut cukup mengkhawatirkan, karena penduduk akhirnya nanti hanya akan menjadi "penonton" saja.
Salah satu yang menjadi perhatian penting untuk mengembangkan SDM kepariwisataan lanjut Saleh, yakni mengenai kemampuan berbahasa inggris masyarakat.
Karena jika mengacu pada konsep pariwisata yang maju dan berkembang, maka target kunjungannya adalah turis mancanegara. Oleh karena itu, apa pun fokus usaha maupun industri kreatif masyarakat, mestinya dikembangkan berbarengan dengan kemampuan berbahasa inggris yang baik.
"Karena kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan turis asing, mereka lah target pasar kita kalau berbicara pariwisata," ucapnya.
Sebagai bentuk partisipasinya, Muhammad Saleh membangun lembaga pendidikan bernama Kampung Inggris Raflesia Bengkulu. Untuk tenaga pengajarnya didatangkan langsung dari Eropa.
"Di sini para generasi muda Bengkulu mendapatkan skill berbahasa tidak hanya penulisan tetapi juga pengucapan, dan ini sudah berlangsung beberapa tahun ini," kata dia.
Para peserta didik, belajar di Kampung Inggris ini secara gratis tanpa dibebankan biaya apa pun. Mereka, lanjut Saleh akan mendapatkan pendidikan selama empat bulan.
"Kita buka pendaftaran untuk periode keempat, dan hari ini sudah diterima peserta didik sebanyak 300 orang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Sekarang berbagai pihak fokus pada pembangunan fisik, perbaikan (destinasi wisata), terus sumber daya manusianya bagaimana," kata senator asal Provinsi Bengkulu itu, di Bengkulu, Minggu.
Kalau mengabaikan persoalan sumber daya manusia, maka menurut dia hal tersebut cukup mengkhawatirkan, karena penduduk akhirnya nanti hanya akan menjadi "penonton" saja.
Salah satu yang menjadi perhatian penting untuk mengembangkan SDM kepariwisataan lanjut Saleh, yakni mengenai kemampuan berbahasa inggris masyarakat.
Karena jika mengacu pada konsep pariwisata yang maju dan berkembang, maka target kunjungannya adalah turis mancanegara. Oleh karena itu, apa pun fokus usaha maupun industri kreatif masyarakat, mestinya dikembangkan berbarengan dengan kemampuan berbahasa inggris yang baik.
"Karena kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan turis asing, mereka lah target pasar kita kalau berbicara pariwisata," ucapnya.
Sebagai bentuk partisipasinya, Muhammad Saleh membangun lembaga pendidikan bernama Kampung Inggris Raflesia Bengkulu. Untuk tenaga pengajarnya didatangkan langsung dari Eropa.
"Di sini para generasi muda Bengkulu mendapatkan skill berbahasa tidak hanya penulisan tetapi juga pengucapan, dan ini sudah berlangsung beberapa tahun ini," kata dia.
Para peserta didik, belajar di Kampung Inggris ini secara gratis tanpa dibebankan biaya apa pun. Mereka, lanjut Saleh akan mendapatkan pendidikan selama empat bulan.
"Kita buka pendaftaran untuk periode keempat, dan hari ini sudah diterima peserta didik sebanyak 300 orang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018