Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Pengelolaan hutan wisata Mahoni, Damar, dan Pinus (Madapi) yang berada di Taman Wilayah III Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Bengkulu-Sumatera Selatan dilakukan dengan melibatkan warga lokal.

Kabid PTN Wilayah III TNKS Bengkulu-Sumsel, Iwin Kasiwan ketika ditemui di Kantor TNKS wilayah VI Resort Rejang Lebong, Selasa, mengatakan hutan Madapi yang berada dalam kawasan TNKS di Kecamatan Bermani Ulu Raya tersebut sebagai hutan wisata yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat.

"Sudah ada beberapa kelompok tani yang berasal dari sekitar hutan Madapi, kemudian komunitas perempuan penyelamat situs warisan dunia dan kelompok masyarakat lainnya yang dilibatkan dalam pengelolaan hutan wisata Madapi," ujarnya.

Kalangan warga tersebut kata dia, selain mengelola hutan wisata juga memanfaatkan hasil hutan bukan kayu yakni berupa getah damar yang disadap dari pohon-pohon pinus yang ada ditempat itu, di mana untuk pengolahannya di dampingi oleh petugas TNKS dan tenaga terampil.

Keberadaan hutan wisata Madapi yang memiliki luasan mencapai 200 hektare itu, selain berfungsi sebagai kawasan lindung juga untuk tempat wisata dan penelitian. Di dalam hutan Madapi saat ini masih terdapat berbagai jenis burung dan aneka tanaman khas TNKS seperti kecombrang atau disebut masyarakat Rejang Lebong "unji".

Untuk pemanfaatan potensi hutan Madapi ini tambah dia, harus dilakukan perjanjian kerja sama terlebih dahulu mengingat lokasinya berada di zona pemanfaatan sehingga bisa dimanfaatkan guna meningkatkan perekonomian masyarakat maupun lokasi wisata.

"Hal itu berbeda dengan kawasan TNKS yang berada di area SPN Bukit Kaba di Kecamatan Selupu Rejang yang masuk dalam zona rehabilitasi dan khusus pemulihan kawasan dan berfungsi sebagai resapan air," katanya.

Sementara itu Sekda Kabupaten Rejang Lebong, RA Denni mengatakan, potensi wisata yang dimiliki daerah itu cukup besar namun pengelolaannya belum optimal. Akibatnya Rejang Lebong saat ini masih hanya menjadi daerah perlintasan wisata saja.

"Saat ini masih menjadi daerah perlintasan saja, mereka datang kesini cuma sekilas, sekedar foto-foto dan kemudian pergi ke Bengkulu, atau sebaliknya dari Bengkulu ke Kota Lubuklinggau di Sumsel. Mereka tidak makan dan menginap disini, untuk itu ke depan pembangunan bidang pariwisata menjadi prioritas," kata Sekda.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018