Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Pengamat transportasi publik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu DR Hardiansyah ST. MT mengatakan, seharusnya kasus protes soal maskapai mengangkut sekitar dua ton durian di dalam kargo pesawat menjadi langkah awal perbaikan pengawasan bandara.

"Ini demi memastikan penumpang sebagai konsumen tidak terabaikan hak-haknya, sekaligus juga menjamin keamanan dan kenyamanan penerbangan domestik kita," kata dia di Bengkulu, Jumat.

Sesuai dengan informasi yang disampaikan pihak maskapai bahwa tidak ada larangan penerbangan komersial membawa komoditas durian di dalam kargo, dan sejumlah dua ton yang rencananya dibawa oleh maskapai Sriwijaya Air pada penerbangan Senin 5 November 2018 lalu juga masih sesuai standar berat yang diizinkan.

Baca juga: Penumpang Sriwijaya protes pesawat angkut durian
Baca juga: Ini penjelasan Sriwijaya soal durian 2 ton

"Pada penerbangan itu ada aturan berat maksimal kemampuan pesawat untuk take off, dan yang kemarin katanya masih masuk rentang itu, namun soal barang yang unik seperti durian ini tidak hanya soal berat, tetapi ada persoalan lain seperti baunya atau mungkin juga kimiawinya," ucap Hardiansyah.

Jika memang ingin mengangkut benda yang unik atau memiliki karakter khusus, seharusnya lanjut dia, juga mesti mendapatkan perlakuan khusus juga.

"Disitu lah tugas pengawasan bandara untuk memastikan barang dengan karakter khusus ini benar aman dan tidak menganggu keamanan dan kenyamanan sebelum dimuat ke bagasi atau bagasi kabin pesawat," tuturnya.

Soal adanya berbagai macam bentuk barang kargo yang dibawa maskapai penerbangan komersial, termasuk seperti durian, memang merupakan suatu yang lumrah, apalagi mengingat kondisi akhir-akhir ini.

"Perekonomian sedang sulit, sementara biaya operasional penerbangan itu besar sekali, jadi wajar saja. Hanya, kita berharap maskapai tidak menjadikan alasan kondisi seperti ini lalu mengabaikan hak-hak penumpangnya, termasuk soal rasa aman dan nyaman," tutupnya.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018