Bandarlampung (ANTARA Bengkulu) - Salahuddin, reporter dan juru kamera Nuansa TV, stasiun TV lokal di Palu, Sulawesi Tengah yang tertembak saat meliput bentrok antarwarga di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (21/8), harus dirawat di RSP Wahidin Sudiro Husodo, Makassar.

"Kawan Ala (panggilan Salahuddin, Red), jurnalis Nuansa TV Palu saat ini dirawat di IGD RSP Wahidin Unhas, dia tertembak saat liputan bentrok warga," ujar Upi Asmaradana, jurnalis rekan korban mengabarkan dari Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, saat ini korban sudah berada di IGD Rumah Sakit Pendidikan Wahidin Sudiro Husodo Unhas Makassar.

"Mohon doa kawan-kawan, semoga proses pengobatan Ala berjalan lancar," ujar Upi pula.

Aliansi Jurnalis Indepensen (AJI) Palu menyatakan, saat ini jurnalis kian tak aman dan kerap menjadi sasaran aksi-aksi kekerasan dari pelbagai pihak.

Iwan Lapasere, Ketua AJI Palu didampingi Muh. Subarkah, Sekretaris AJI Palu menyampaikan informasi bahwa Kamis ini, Salahudddin dipastikan dirujuk ke RSP Wahidin Sudiro Husodo, Makassar, Sulawesi Selatan, setelah pihak keluarga, perusahaan media tempatnya bekerja dan tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu berembuk.

Selasa (21/8) kemarin, Salahuddin, terkena tembakan senapan angin saat meliput bentrokan antarwarga sejumlah desa di Kecamatan Marawola.

Ia pingsan setelah terkena tembakan yang diduga berasal dari senapan angin.

Dia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah oleh sejumlah personel TNI Angkatan Darat dan Kepolisian Resor Donggala.

Setelah ditangani di RS Bhayangkara Polda Sulteng, kemudian dirujuk ke RSUD Undata Palu, Sulteng.

Hasil pemeriksaan, diketahui peluru senapan angin yang menembus lehernya masih tertinggal.

Guna proses pembedahan lebih lanjut, ia dirujuk ke RS Mitra Surabaya, Jawa Timur.

Namun, setelah berembuk lagi, diputuskan Salahuddin dirujuk ke Makassar.

Berkaitan pelaku penembakan, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Dewa Parsana mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Kita masih mencari siapa pelakunya. Anggota di lapangan sudah melakukan penyelidikan. Saya juga menyampaikan keprihatinan atas tertembaknya salah seorang rekan wartawan dalam bentrokan tersebut. Saya meminta dalam melaksanakan tugas-tugas kewartanan, rekan-rekan dapat lebih berhati-hati," ujar Parsana.

Sejauh ini belum ada keterangan lebih rinci terkait insiden ini, namun dari keterangan Sersan Mayor Umar ST, salah seorang aparat TNI Angkatan Darat, Salahuddin tertembak saat sedang mengambil gambar, ketika bentrok antarwarga di Desa Binangga, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi kembali pecah.

"Dia ada di belakang kita. Kita mundur saat bentrok pecah. Tiba-tiba dia jatuh pingsan. Leher kanannya mengeluarkan darah. Tapi kita belum tahu apakah terkena senapan angin atau sumpit atau dumdum, senjata api rakitan," kata Umar.

Sebelumnya, bentrok antarwarga di Kecamatan Marawola ini sudah terjadi Senin (20/8) dinihari.

Lalu, bentrok berlanjut Senin siang.

Saat aksi balasan, empat rumah warga dibakar dan seorang warga bernama Affandi (57), tewas dibacok massa yang kalap.

AJI Palu atas kejadian itu, mengecam segala macam tindak kekerasan terhadap jurnalis oleh pelbagai pihak mana pun; mendesak Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah untuk mengusut tuntas kasus kekerasan ini, dan menangkap pelaku penembakan.

AJI Palu juga meminta kepada masayarakat luas untuk memahami dan menghormati kerja-kerja jurnalistik dan meminta para pemilik media untuk membekali jurnalis yang meliput di wilayah konflik dengan pengetahuan dan peralatan yang memadai, untuk keselamatan dan keamanan selama bertugas.

"Kami juga meminta kepada para jurnalis peliput konflik untuk mawas diri, berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dan keamanan diri selama bertugas. Ingat! Nyawa lebih penting daripada berita," ujar Iwan Lapasere, Ketua AJI Palu.(ant)

Pewarta:

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012