Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Sebanyak 100 petani kopi dari beberapa kecamatan di Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, akan mendapat pinjaman lunak untuk permodalan usaha dari PT BNI Cabang Bengkulu.

"Ada 100 orang petani kopi yang pagi tadi kita berangkatkan ke Bengkulu menandatangani perjanjian dengan Bank BNI Cabang Bengkulu, mereka ini dijemput dengan dua bus yang disiapkan oleh pihak perbankan," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Rejang Lebong, Taman, di Pemkab Rejang Lebong, Jumat.

Kalangan petani kopi yang diberangkatkan ke Bengkulu tersebut kata dia, nantinya akan mendapat pinjaman modal usaha dari perbankan tanpa agunan, di mana pinjaman ini bisa dibayar setelah panen, berbeda dengan pinjaman bank lainnya yang angsurannya harus dibayar setiap bulan.

"Para petani kopi yang berangkat ini tadi umumnya berasal dari sejumlah kecamatan penghasil kopi seperti dari Desa IV Suku Menanti dan Desa Bengko, di Kecamatan Sindang Dataran, kemudian Sindang Kelingi dan lainnya," ujar Taman.

Dia mengingatkan para petani kopi setempat, agar tidak terlena dengan pinjamana yang diberikan perbankan tersebut karena pinjaman itu harus dikembalikan.

Pinjaman modal usaha dari perbankan berkisar Rp20 juta-Rp25 juta per orang itu kata dia, adalah hal positif mengingat permintaan biji kopi asal Kecamatan Sindang Dataran terus meningkatkan khususnya biji kopi petik merah.

"Tahun 2019 nanti ada permintaan dari PT Saberindo sebanyak 100 ton per minggu, maka petani ini berani memakai pinjaman lunak dari perbankan. MoU permintaan PT Saberindo ini akan segera ditandatangani oleh Bupati dengan harga jual Rp35.000 per kg," jelasnya.

Selain itu pemerintah pusat kata Taman, pada tahun depan juga akan menyiapkan badan usaha milik petani (BUMP), dan setiap BUMP yang didirikan di setiap desa akan mendapat subsidi modal usaha Rp500 juta. Rencana pendirian BUMP ini nantinya akan digunakan bagi pengembangan produksi pertanian kopi.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018