Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu melepaskan kembali pencari suaka asal Palestina, Iyad Y.M Abuakhatla (43 tahun), yang sebelumnya sempat diamankan anggota Mapolres Bengkulu Selatan di Manna, Selasa (8/1/2019).

"Secara administrasi tidak ditemukan kasus pelanggaran keimigrasian, karena statusnya pengungsi mandiri yang memegang kartu UNHCR," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu, Samsu Rizal dalam konferensi pers yang digelar di Bengkulu, Rabu.

Samsu menuturkan, Iyad adalah pengungsi asal Palestina kelahiran 18 September 1975. Pria itu mengantongi identitas yang dikeluarkan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dengan nomer 186-18C00189 yang berlaku hingga 12 April 2021.

Secara hukum internasional ataupun hukum Indonesia, sambung dia, setiap orang asing yang telah mendapatkan status sebagai pengungsi dari UNHCR, selalu memiliki perlindungan dan perlakuan khusus.
 
Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu. (Foto Antarabengkulu.com/Sugiharto P)

"Mengurus pengungsi tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan, diborgol, apalagi ditahan, ini merupakan kesepakatan aturan internasional. Karena itu, kami melepaskan Iyad Y.M Abuakhatla kembali ke Bengkulu Selatan," jelasnya. 

Lebih lanjut Samsu menyampaikan, tujuan para pencari suaka datang ke Indonesia adalah transit sebelum menuju Australia, karena secara geografis, Indonesia berdekatan dengan negara tersebut.

Selain alasan geografis, imigran datang ke Indonesia akibat adanya kebijakan bebas visa bagi wisatawan mancanegara. Setelah tiba di Indonesia sebagai negara transit, mereka mendaftarkan diri sebagai pencari suaka di kantor perwakilan UNHCR untuk bisa menetap di negara ketiga guna melanjutkan kehidupan yang lebih baik.

"Kami bekerjasama dengan pihak perhotelan melalui aplikasi pengawasan orang asing (APOA) agar mereka yang menginap di hotel bisa terdata langsung di kantor Imigrasi," kata Samsu.

Berdasarkan data Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu, sepanjang 2018 hingga 9 Januari 2019, jumlah orang asing yang masuk ke Bengkulu tercatat mencapai 670 orang.

Jumlah orang asing terbanyak itu berasal dari Tiongkok, karena terkait kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Tingkok dalam membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Teluk Sepang, Bengkulu.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019