Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Perkebunan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengembangkan tanaman kopi lewat perbanyakan dengan teknik kultur jaringan atau somatik embrio.

"Bagian yang diperbanyak lewat metode kultur jaringan adalah pucuk daun lalu menjadi tanaman lengkap dan dibagikan kepada petani," kata Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kepahiang Ris Irianto di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan jenis kopi yang dikembangkan seperti jenis kopi dominan di daerah itu adalah robusta. Pada 2012, kata dia direncanakan bibit kopi hasil kultur jaringan tersebut akan mengganti tanaman kopi seluas 150 hektare milik petani di daerah itu.

Tanaman kopi yang diperbanyak lewat kultur jaringan tersebut akan menghasilkan tanaman yang sama persis dengan tananaman induk.  "Tanaman induk yang dipilih adalah jenis kopi robusta unggul sehingga bibit yang ditanam petani juga bibit unggul," tambahnya.

Pengadaan bibit lewat teknik kultur jaringan tersebut didatangkan dari Pulau Jawa.

Selain kopi yang diperbanyak dengan teknik kultur jaringan, Pemkab Kepahiang juga mengembangkan kopi sambung atau stek untuk mengganti tanaman atas yang sudah tua.

"Banyak tanaman kopi petani yang sudah tua dan tidak terlalu produktif, dan tanaman itu akan dipangkas bagian atasnya dan diganti dengan batang atas yang baru," katanya menjelaskan.  Teknik kopi sambung tersebut cukup diminati masyarakat sebab tanaman atas dapat berproduksi optimal pada umur 3 tahun.

Sebagian besar kopi yang dikembangkan adalah jenis robusta sesuai dengan jenis kopi yang dikembangkan petani setempat. Ris mengatakan saat ini luas areal kebun kopi milik masyarakat mencapai 24.000 hektare untuk jenis robusta dan 6.000 hektare jenis arabika.

Salah seorang petani kopi di Desa Tugurejo Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang, Marsuti mengatakan mulai mengganti tanaman kopi yang sudah tua dengan sistem sambung. "Umur satu tahun sudah mulai berbuah tapi buah optimal muncul setelah tiga tahun," katanya.

Ia mengatakan petani di daerah itu semakin bersemangat mengganti tanaman kopi mereka dengan teknik sambung tersebut sebab batang atas tanaman sangat produktif. Biasanya kata dia panen raya hanya berlangsung sekali setahun tapi setelah diganti dengan kopi sambung, petani dapat melakukan panen sepanjang tahun.(rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012