Sydney (Antaranews Bengkulu) - Ribuan warga Australia diperkirakan menggelar unjuk rasa pada Sabtu, saat hari libur nasional yang ditujukan untuk memperingati kelahiran Australia modern memecah negara itu.
Hari Australia pada 26 Januari diperingati sebagai perayaan kedatangan "Armada Pertama" ke Sydney Cove, yang sebagian besar membawa narapidana dan pasukan dari Inggris pada 1788.
Bagi banyak warga pribumi Australia, yang memiliki garis silsilah di benua itu hingga 50.000 tahun ke belakang, hari itu merupakan "Hari Pendudukan", awal dimulainya penjajahan Inggris terhadap tanah warga Aborigin dan penindasan kejam mereka.
"Merayakan Hari Australia pada 26 Januari itu menyakitkan hati," kata Joe Williams, pekerja medis untuk masalah kejiwaan yang juga mantan pemain liga rugbi profesional.
"Memperingati pendudukan yang membuat warga kita direnggut, diusir, dan ditekan selama sekitar 230 tahun, benar-benar menyakitkan hati," katanya kepada Reuters Television.
Warga pribumi Australia, yang berjumlah sekitar 700.000 jiwa, berada di posisi paling bawah dalam setiap indikator sosial dan ekonomi negara yang berpenduduk 25 juta jiwa tersebut.
Meski jajak pendapat publik menyebutkan bahwa hampir setengah warga negara itu mendukung perubahan Hari Australia, pemerintahan konservatif berada di bawah tekanan untuk menetapkan 26 Januari sebagai hari libur nasional secara sah.
"Kita harus membiarkan 26 Januari sebagai hari istimewa dalam kalender kita," kata Nick Folkes, pelukis asal Sydney.
"Ini berarti menghormati dan mengakui pengorbanan yang dilakukan para penjelajah, pemukim, narapidana kita," kata pelukis tersebut.
Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison, yang akan menghadapi pemilu yang dijadwalkan pada Mei, menentang adanya perubahan dan menguatkan dukungan bagi hari peringatan itu.
Bulan ini, pemerintah memerintahkan dewan pemerintah daerah untuk menggelar upacara pengesahan warga negara baru pada hari libur Hari Australia dan Hari Kewarganegaraan Australia pada 17 September. Jika mereka tidak menaatinya, kewenangan mereka akan dicabut.
Morrison juga berjanji akan mengucurkan hampir tujuh juta dolar Australia (sekitar Rp70,1 miliar) untuk pembuatan replika kapal HMS Endeavour milik Kapten James Cook, kapal pertama yang mencapai pesisir timur Australia pada 1770.
Kapal replika itu akan melakukan pelayaran mengelilingi Australia tahun depan untuk memperingati 250 tahun pelayaran Kapten Cook.
Pemimpin oposisi Bill Shorten telah mengeritik Morrison karena menghamburkan pajak rakyat pada "kegilaan terhadap Kapten Cook". Meskipun demikian, sang perdana menteri mengatakan kapal itu "akan menyatukan rakyat Australia".
"Saya yakin itu akan menjadi pelayaran yang menyatukan rakyat Australia," kata Morrison di Cairns bulan ini. "Saya senang pelayarannya akan diselesaikan dengan penuh semangat itu (persatuan)."
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Hari Australia pada 26 Januari diperingati sebagai perayaan kedatangan "Armada Pertama" ke Sydney Cove, yang sebagian besar membawa narapidana dan pasukan dari Inggris pada 1788.
Bagi banyak warga pribumi Australia, yang memiliki garis silsilah di benua itu hingga 50.000 tahun ke belakang, hari itu merupakan "Hari Pendudukan", awal dimulainya penjajahan Inggris terhadap tanah warga Aborigin dan penindasan kejam mereka.
"Merayakan Hari Australia pada 26 Januari itu menyakitkan hati," kata Joe Williams, pekerja medis untuk masalah kejiwaan yang juga mantan pemain liga rugbi profesional.
"Memperingati pendudukan yang membuat warga kita direnggut, diusir, dan ditekan selama sekitar 230 tahun, benar-benar menyakitkan hati," katanya kepada Reuters Television.
Warga pribumi Australia, yang berjumlah sekitar 700.000 jiwa, berada di posisi paling bawah dalam setiap indikator sosial dan ekonomi negara yang berpenduduk 25 juta jiwa tersebut.
Meski jajak pendapat publik menyebutkan bahwa hampir setengah warga negara itu mendukung perubahan Hari Australia, pemerintahan konservatif berada di bawah tekanan untuk menetapkan 26 Januari sebagai hari libur nasional secara sah.
"Kita harus membiarkan 26 Januari sebagai hari istimewa dalam kalender kita," kata Nick Folkes, pelukis asal Sydney.
"Ini berarti menghormati dan mengakui pengorbanan yang dilakukan para penjelajah, pemukim, narapidana kita," kata pelukis tersebut.
Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison, yang akan menghadapi pemilu yang dijadwalkan pada Mei, menentang adanya perubahan dan menguatkan dukungan bagi hari peringatan itu.
Bulan ini, pemerintah memerintahkan dewan pemerintah daerah untuk menggelar upacara pengesahan warga negara baru pada hari libur Hari Australia dan Hari Kewarganegaraan Australia pada 17 September. Jika mereka tidak menaatinya, kewenangan mereka akan dicabut.
Morrison juga berjanji akan mengucurkan hampir tujuh juta dolar Australia (sekitar Rp70,1 miliar) untuk pembuatan replika kapal HMS Endeavour milik Kapten James Cook, kapal pertama yang mencapai pesisir timur Australia pada 1770.
Kapal replika itu akan melakukan pelayaran mengelilingi Australia tahun depan untuk memperingati 250 tahun pelayaran Kapten Cook.
Pemimpin oposisi Bill Shorten telah mengeritik Morrison karena menghamburkan pajak rakyat pada "kegilaan terhadap Kapten Cook". Meskipun demikian, sang perdana menteri mengatakan kapal itu "akan menyatukan rakyat Australia".
"Saya yakin itu akan menjadi pelayaran yang menyatukan rakyat Australia," kata Morrison di Cairns bulan ini. "Saya senang pelayarannya akan diselesaikan dengan penuh semangat itu (persatuan)."
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019