Kupang (Antaranews Bengkulu) - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, kaum milenial sangat akrab dengan politik media digital, sehingga semua informasi yang diperoleh selalu diterima sebagai suatu kebenaran.

Padahal, fenomena politik digital cenderung memproduksi isu hoaks, membenturkan politik kepentingan dan politik agitasi lainnya, kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Kamis, terkait kaum milenial dan fenomena politik digital.

"Kaum milenial adalah pemilih pemula. Mereka sangat akrab dengan politik digital, sehingga semua informasi yang diperoleh selalu diterima sebagai suatu kebenaran, padahal kita tahu bahwa fenomena politik digital cenderung memproduksi isu hoaks, dengan membenturkan politik kepentingan dan politik agitasi lainnya," katanya.

Dengan demikian, katanya, pemilih milenial dapat saja terpengaruh dengan isu-isu yang tidak benar dan menyesatkan.

Oleh karena itu, maka diperlukan mengimbangi informasi politik yang sepadan dan berimbang.  

Dia menambahkan, kaum milenial juga belum memiliki ideologi politik yang kuat sehingga mudah tergiring dan digiring oleh kepentingan politik praktis.

Karena itu, lanjut dia, mesti dilakukan pendidikan politik yang masif bagi kaum milenial oleh partai politik dan pendidikan pemilih berkelanjutan oleh penyelenggara pemilu dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum dan juga Bawaslu.

Pendidikan politik ini, kata Ahmad Atang, penting dilakukan agar kaum milenial memiliki orientasi politik yang matang dan memadai.

Jika tidak dididik secara masif, maka mereka akan skeptis dan apatis terhadap politik, kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.

Pewarta: Bernadus Tokan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019