Sleman, Yogyakarta (ANTARA Bengkulu) - Hujan deras di puncak Gunung Merapi sejak Minggu siang mengakibatkan banjir lahar melalui Sungai Gendol, aliran lahar juga mengakibatkan letupan "low ekplosive"  vulkanik di sejumlah titik.

Meskipun material vulkanik itu sudah lebih dari satu tahun, sejak erupsi Gunung Merapi akhir 2010, ternyata masih menyimpan panas dan mengakibatkan letupan sehingga batuan vulkanik terlempar ke udara, kata relawan Forum Peduli Merapi (FPB) Irfan Nur, Minggu.

Aliran banjir yang cukup besar itu juga mengakibatkan material vulkanik berupa bebatuan cukup besar ikut terbawa arus sehingga seluruh  jembatan sabo dam di sepanjang Sungai Gendol ditutup.

"Aliran banjir lahar cukup besar, semua mengalir di atas sabo dam sehingga semua jembatan sabo dam di sepanjang Sungai Gendol ditutup. Otomatis hanya jembatan Tulung di Tamanmartani, Kalasan saja yang bisa dilalui," katanya.

Ia mengatakan, banjir dua kali pada Minggu, yakni sekitar pukul 14.00 WIB dengan aliran hanya kecil, tidak sampai meluap di atas jembatan. Banjir kedua pada pukul 15.30 WIB karena puncak Merapi hujan lebat dan mengakibatkan aliran lahar kembali terjadi.

"Banjir yang kedua ini yang cukup besar dan membawa material, air terlihat kepulan yang menandakan material yang dibawa masih panas," katanya.

Camat Cangkringan Samsul Bakri yang turun langsung memantau banjir lahar di sabo dam Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, mengatakan, aliran lahar tidak sampai meluap ke kanan dan kiri alur sungai."Namun yang diwaspadai adalah tanggul penahan di kiri dan kanan aliran Sungai Gendol mulai terkikis, sehingga ini sangat rawan aliran lahar meluap ke pemukiman penduduk," katanya.

Menurut dia, meskipun banjir cukup besar dan alarm "Early Warning System" (EWS) atau peringatan dini berbunyi, belum ada warga yang mengungsi."Situasi masih bisa dikondisikan, warga justru banyak yang melihat
aliran lahar Merapi, dan mereka masih tenang dan tidak terjadi kepanikan," katanya.(V001/M029).

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012