Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sapi Bali di daerah itu saat ini masih aman dari serangan penyakit jembrana.

"Saat ini kita masih aman dari serangan penyakit jembrana, kasus penyakit jembrana ini hanya terjadi pada tahun 2017 lalu dan kemudian 2018 sampai sekarang belum ditemukan adanya sapi Bali yang terserang jembrana," kata Kepala UPTD Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Jumat.

Ternak sapi Bali yang dipelihara peternak di wilayah itu, kata1 dia, semuanya dipelihara di dalam kandang bukan, tidak dilepasliarkan seperti di daerah lainnya, sehingga aman dari serangan penyakit yang menjadi momok bagi peternak sapi Bali tersebut.

"Kalaupun sesekali digembalakan, namun pada sore harinya sapi Bali ini kembali dikandangkan. Untuk daerah yang sering digembalakan ini seperti Desa Cawang Lama, sehingga menjadi prioritas pencegahan dengan pemberian vaksin jembrana serta pengendalian vektor berupa lalat yang bisa menyebarkan virus," ujar Firi.

Dia mengatakan adanya wabah penyakit jembrana di dua kabupaten di Provinsi Bengkulu, yakni Kabupaten Bengkulu Selatan, Seluma, Kaur dan Mukomuko saat ini telah menjadi perhatian Pemprov Bengkulu dan daerah-daerah lainnya agar tidak menyebar ke wilayahnya masing-masing sehingga harus dilakukan antisipasi dengan mengawasi lalulintas ternak.

Firi Asdianto mengatakan populasi ternak sapi Bali di Kabupaten Rejang Lebong sendiri sebanyak 2.500 ekor, di mana setiap tahunnya dilakukan vaksinasi jembrana sehingga Rejang Lebong dinyatakan aman dari serangan jembrana termasuk juga penyakit ngorok atau SE.

Sementara itu, program pemberian vaksin jembrana gratis pada tahun ini, menurut dia, belum bisa dilaksanakan karena masih menunggu bantuan dari Pemprov Bengkulu maupun bantuan dari pemerintah pusat.

"Saat ini kami masih menunggu bantuan dari Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat. Masa kadaluarsa vaksin ini cuma enam bulan, selain itu pengadaannya juga sulit dan jumlah vaksinnya masih terbatas, sehingga daerah sulit untuk mengadakannya sendiri," jelasnya.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019