Musi Rawas (ANTARA Bengkulu) - Titik api atau hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan, berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua modis milik NASA saat ini mengalami penurunan drastis.

"Dalam beberapa hari ini hujan mulai turun, sehingga titik api atau hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan berkurang drastis," kata Kepala Bidang Pengamanan dan Perlindungan Hutan pada Dinas Kehutanan Musi Rawas, Tri Retiyanto, Rabu.

Sebelumnya, jumlah titik api cenderung meningkat dibandingkan pada Agustus, yakni sebanyak 259 titik api kemudian periode 1 sampai 7 September jumlah titik api malah bertambah menjadi 267 titik api

Bertambahnya jumlah titik api pada awal September ini, kata dia, sempat membuat pihaknya prihatin mengingat dalam sepekan saja bisa terjadi 267 titik api dan memperkirakan akan terus bertambah hingga akhir September, beruntung hujan deras sempat membasahi 21 kecamatan di daerah itu sehingga pada 8-11 September titik api kosong atau zero hotspot.

Dari identifikasi satelit Terra/Aqua modis milik NASA kebakaran hutan dan lahan pada awal September 2012 yang terjadi pada 1-7 September mencapai 267 titik, terbanyak terjadi pada Selasa (4/9) yakni sebanyak 170 titik. Kemudian Minggu (2/9) sebanyak 40 titik, selebihnya sembilan hingga 18 titik api per hari.

Berkurangnya jumlah titik api di daerah ini tambah dia, selain turunnya hujan juga berkat patroli petugas pengamanan hutan ke sejumlah wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan yang dibantu pihak kepolisian, kemudian adanya pembinaan dari dinas kehutanan agar warga yang akan membuka lahan perkebunan tidak melakukan pembakaran karena berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.

Pembukaan perkebunan dengan cara dibakar kata dia, baik untuk pembukaan areal pertanian dan perkebunan baru saat musim kemarau dengan cara dibakar sudah dilarang pemerintah dan pihak kepolisian serta melanggar UU Nomor 41/1999 tentang Kehutanan dan UU Nomor 18/2004 tentang Perkebunan dengan ancaman 12 tahun penjara, namun aksi ini tetap saja terjadi setiap tahunnya.

Sebelumnya, pada Agustus lalu, jumlah titik api yang terjadi daerah itu mencapai 259 titik tersebar dalam 15 kecamatan antara lain Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas sebanyak 11 titik api, Bulang Tengah Suku Ulu sebanyak 54 titik api, Jayaloka sebanyak tiga titik api. Kemudian Kecamatan Karang Dapo 15 titik api, Karang Jaya 13 titik api, Megang Sakti dua titik api. Muara Beliti enam titik api, Muara Kelingi 14 titik api.

Selanjutnya, Kecamatan Muara Lakitan terdapat 79 titik api, Rupit sebanyak 11 titik api, Nibung empat titik api, Rawas Ilir 13 titik api, Rawas Ulu 11 titik api, Selangit satu titik api dan Kecamatan Ulu Rawas terdapat 22 titik api. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012