Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Bali, menghabiskan 5.000 tas belanja ramah lingkungan dan 1.500 buah botol minuman isi ulang dari penukaran sampah dan botol bekas minuman yang dilakukan masyarakat pada ajang "Festival Denpasar" mulai 27 Februari hingga 3 Maret 2019.
Kepala bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 DLHK Denpasar, Ketut Adi Wiguna di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya terus berusaha menyosialisasikan kepada masyarakat terkait Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, di antaranya membuka anjungan penukaran sampah plastik dan botol bekas minuman dalam ajang "Festival Denpasar" di kawasan Taman Kota Lumintang.
"Respons masyarakat sangat tinggi untuk menukar sampah plastik sebanyak 25 kantong kresek dengan selembar tas belanja ramah lingkungan. Begitu juga menukar 10 botol bekas minuman dengan sebuah botol (tambler) isi ulang," ujarnya.
Adi Wiguna mengatakan kegiatan sosialisasi dengan memberi apresiasi seperti penukaran sampah plastik dan botol bekas minuman tersebut akan mengedukasi masyarakat agar peduli dengan lingkungan dalam program bebas sampah plastik di Bali, khususnya di Denpasar.
"Kegiatan yang kami lakukan adalah sebagian kecil dari program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam memerangi sampah plastik. Namun langkah ini justru mendapat respons positif dari masyarakat. Terbukti, warga rela antre di anjungan penukaran tas belanja dan botol ramah lingkungan untuk mendapatkan tas dan botol tersebut," katanya.
Pria asal Desa Nongan, Karangasem itu berharap kegiatan untuk memerangi sampah plastik akan menjadi kesadaran masyarakat, sehingga sampah plastik yang menjadi ancaman lingkungan secara perlahan-lahan bisa dikurangi, dan pada akhirnya Bali dapat mewujudkan bebas sampah.
"Kami dari DLHK terus melakukan terobosan, termasuk juga gencar memberikan arahan dan inovasi ke pengelola bank-bank sampah di Denpasar yang jumlahnya mencapai 150 unit tersebar di empat kecamatan. Dari pengamatan kami di bank sampah sudah ada peningkatan kesadaran masyarakat, terbukti semakin banyak menukarkan sampah atau membawa sampah anorganik ke bank sampah itu," katanya.
Seorang warga, Wayan Kariasih mengaku dengan adanya bank sampah tersebut, pihaknya sudah lumayan punya tabungan dari penukaran sampah plastik itu.
"Keberadaan bank sampah sangat efektif. Jadi sampah plastik bisa ditukar dengan poin dan masuk ke tabungan tersebut. Sekarang sampah plastik jadi bernilai ekonomis," katanya.
Selain itu, sejumlah anak-anak yang rumahnya tidak jauh dari lokasi festival itu, seperti anak-anak dari Gatsu VI Banjar Teruna Sari Puri Dauh Kaja, juga terlihat berbondong-bondong bersama teman-temannya menenteng satu tas kresek berisi botol air mineral untuk ditukarkan dalam ajang festival itu.
"Mau nukar ini," kata Zahra, warga Gatsu VI-L.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Kepala bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 DLHK Denpasar, Ketut Adi Wiguna di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya terus berusaha menyosialisasikan kepada masyarakat terkait Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, di antaranya membuka anjungan penukaran sampah plastik dan botol bekas minuman dalam ajang "Festival Denpasar" di kawasan Taman Kota Lumintang.
"Respons masyarakat sangat tinggi untuk menukar sampah plastik sebanyak 25 kantong kresek dengan selembar tas belanja ramah lingkungan. Begitu juga menukar 10 botol bekas minuman dengan sebuah botol (tambler) isi ulang," ujarnya.
Adi Wiguna mengatakan kegiatan sosialisasi dengan memberi apresiasi seperti penukaran sampah plastik dan botol bekas minuman tersebut akan mengedukasi masyarakat agar peduli dengan lingkungan dalam program bebas sampah plastik di Bali, khususnya di Denpasar.
"Kegiatan yang kami lakukan adalah sebagian kecil dari program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam memerangi sampah plastik. Namun langkah ini justru mendapat respons positif dari masyarakat. Terbukti, warga rela antre di anjungan penukaran tas belanja dan botol ramah lingkungan untuk mendapatkan tas dan botol tersebut," katanya.
Pria asal Desa Nongan, Karangasem itu berharap kegiatan untuk memerangi sampah plastik akan menjadi kesadaran masyarakat, sehingga sampah plastik yang menjadi ancaman lingkungan secara perlahan-lahan bisa dikurangi, dan pada akhirnya Bali dapat mewujudkan bebas sampah.
"Kami dari DLHK terus melakukan terobosan, termasuk juga gencar memberikan arahan dan inovasi ke pengelola bank-bank sampah di Denpasar yang jumlahnya mencapai 150 unit tersebar di empat kecamatan. Dari pengamatan kami di bank sampah sudah ada peningkatan kesadaran masyarakat, terbukti semakin banyak menukarkan sampah atau membawa sampah anorganik ke bank sampah itu," katanya.
Seorang warga, Wayan Kariasih mengaku dengan adanya bank sampah tersebut, pihaknya sudah lumayan punya tabungan dari penukaran sampah plastik itu.
"Keberadaan bank sampah sangat efektif. Jadi sampah plastik bisa ditukar dengan poin dan masuk ke tabungan tersebut. Sekarang sampah plastik jadi bernilai ekonomis," katanya.
Selain itu, sejumlah anak-anak yang rumahnya tidak jauh dari lokasi festival itu, seperti anak-anak dari Gatsu VI Banjar Teruna Sari Puri Dauh Kaja, juga terlihat berbondong-bondong bersama teman-temannya menenteng satu tas kresek berisi botol air mineral untuk ditukarkan dalam ajang festival itu.
"Mau nukar ini," kata Zahra, warga Gatsu VI-L.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019