Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan hanya seluas tujuh hektare lahan di Kecamatan Selagan Raya yang mendapatkan program pengembangan tanaman padi gogo di lahan kering tahun 2018 di daerah ini yang gagal panen atau puso akibat diserang penyakit blas.

“Tidak luas lahan yang puso, yakni seluas tujuh hektare dari seluas 1.500 hektare lahan untuk pengembangan tanaman padi gogo tahun 2018,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat di Mukomuko, Minggu.

Ia menyatakan, karena luas lahan tanaman padi gogo yang gagal panen atau puso di Kecamatan Selagan Raya hanya seluas tujuh hektare sehingga kegagalan panen tersebut tidak masuk dalam laporan program kegiatan ini.

Ia menyebutkan, seluas 600 hektare lahan kering atau perkebunan kelapa sawit milik petani di Kecamatan Selagan Raya yang ditanami benih padi gogo bantuan pemerintah, hanya tujuh hektare yang gagal panen.

Sedangkan produksi gabah kering panen padi gogo di lahan kering dan kebun kelapa sawit yang berumur muda milik petani di daerah ini rata-rata sebanyak tiga hingga empat ton per hektare.

“Produksi gabah kering panen petani di daerah ini termasuk tinggi dan dengan hasil panen sebesar ini bisa membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani di daerah ini,” ujarnya pula.

Seluas 1.500 hektare lahan tanaman padi gogo tahun 2018 tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Selagan Raya, Kecamatan Malin Deman, Kecamatan Sungai Rumbai, Kecamatan Taramang Jaya, Kecamatan Penarik dan Kecamatan Lubuk Pinang.

Bantuan dana untuk membeli benih padi gogo dan saprodi, dianggarkan sebesar Rp695.000 per hektare, dengan rincian setiap haktare lahan mendapat bantuan dana sebesar Rp437.500 untuk membeli 25 kilogram benih padi gogo dan Rp257.500 untuk saprodi.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019