Calon anggota legislatif (Caleg) untuk DPRD Ponorogo (Jawa Timur) dari Partai Demokrat bernama Neni Eviliana menjadi viral setelah memasang baliho pencalegkannya yang terdapat gambar pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Hal tersebut tentu dianggap "aneh" karena partai Demokrat tergabung dalam gerbong koalisi pengusung paslon nomor 02 Prabowo dan Sandiaga Uno.
"Secara pribadi saya memang mendukung paslon nomor 01. Ini tidak bisa dipaksakan," ujar Neni Eviliana pada wartawan, Jumat.
Adapun dalam balihonya tersebut, Neni mengenakan jaket kebesaran Partai Demokrat berwarna biru serta kerudung biru. Dalam baliho tersebut, Neni menyebut dirinya sebagai "Srikandi Partai Demokrat Jawa Timur" untuk DPRD Ponorogo dengan daerah pemilihan 3 yang meliputi Kecamatan Sooko, Pulung, Pudak, Sawoo, dan Ngebel.
Baliho juga dilengkapi nomor urutnya yakni nomor 7 serta nomor urut Partai Demokrat 14 disertai dengan gambar lambang dan bendera Partai Demokrat.
"Baliho-baliho itu yang membuat dan memasang relawan tapi sudah izin saya," ungkap caleg berusia 38 tahun tersebut.
Dia menyadari tindakannya itu berseberangan jalan dengan partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu. Pengurus partai juga telah memperingatkan karena tindakan itu menimbulkan kontroversi hingga memicu polemik sesama kader.
Meski telah meminta maaf, namun Neni tidak akan melepas balihonya. Apalagi dipaksa memilih dan mendukung paslon nomor 02. "Saya tidak ingin membohongi pilihan yang sudah berdasarkan hati dan nurani," kata dia.
Meski terang-terangan memilih paslon nomor 01, Neni menolak disebut membelot. Ia mengklaim pilihannya itu tidak mengurangi integritasnya terhadap partai dan menyatakan tetap loyal dan menjadi kader yang baik.
Sementara, Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Paslon nomor 02 Kabupaten Ponorogo, Supriyanto mengaku prihatin dengan tindakan Neni. Dia meminta pengurus Demokrat memberikan peringatan. Meski demikian, ia yakin persoalan tersebut tidak berpengaruh terhadap perolehan suara.
Sekretaris Partai DPC Demokrat Ponorogo Edi Iswahyudi mengatakan pihaknya memang tidak memberikan sanksi terhadap kasus Caleg Neni. Hanya saja, pihaknya meminta yang bersangkutan untuk segera mencopot balihonya agar tidak terjadi polemik.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Hal tersebut tentu dianggap "aneh" karena partai Demokrat tergabung dalam gerbong koalisi pengusung paslon nomor 02 Prabowo dan Sandiaga Uno.
"Secara pribadi saya memang mendukung paslon nomor 01. Ini tidak bisa dipaksakan," ujar Neni Eviliana pada wartawan, Jumat.
Adapun dalam balihonya tersebut, Neni mengenakan jaket kebesaran Partai Demokrat berwarna biru serta kerudung biru. Dalam baliho tersebut, Neni menyebut dirinya sebagai "Srikandi Partai Demokrat Jawa Timur" untuk DPRD Ponorogo dengan daerah pemilihan 3 yang meliputi Kecamatan Sooko, Pulung, Pudak, Sawoo, dan Ngebel.
Baliho juga dilengkapi nomor urutnya yakni nomor 7 serta nomor urut Partai Demokrat 14 disertai dengan gambar lambang dan bendera Partai Demokrat.
"Baliho-baliho itu yang membuat dan memasang relawan tapi sudah izin saya," ungkap caleg berusia 38 tahun tersebut.
Dia menyadari tindakannya itu berseberangan jalan dengan partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu. Pengurus partai juga telah memperingatkan karena tindakan itu menimbulkan kontroversi hingga memicu polemik sesama kader.
Meski telah meminta maaf, namun Neni tidak akan melepas balihonya. Apalagi dipaksa memilih dan mendukung paslon nomor 02. "Saya tidak ingin membohongi pilihan yang sudah berdasarkan hati dan nurani," kata dia.
Meski terang-terangan memilih paslon nomor 01, Neni menolak disebut membelot. Ia mengklaim pilihannya itu tidak mengurangi integritasnya terhadap partai dan menyatakan tetap loyal dan menjadi kader yang baik.
Sementara, Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Paslon nomor 02 Kabupaten Ponorogo, Supriyanto mengaku prihatin dengan tindakan Neni. Dia meminta pengurus Demokrat memberikan peringatan. Meski demikian, ia yakin persoalan tersebut tidak berpengaruh terhadap perolehan suara.
Sekretaris Partai DPC Demokrat Ponorogo Edi Iswahyudi mengatakan pihaknya memang tidak memberikan sanksi terhadap kasus Caleg Neni. Hanya saja, pihaknya meminta yang bersangkutan untuk segera mencopot balihonya agar tidak terjadi polemik.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019