Palembang (ANTARA Bengkulu) - Temperatur udara di Kota Palembang yang dinilai ekstrim mencapai 35,4 derajat celcius dalam musim kemarau berkepanjangan.

Kondisi tersebut menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  setempat berlangsung cukup lama hingga pertengahan Oktober 2012, kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama kepada ANTARA di Palembang, Jumat.

Hujan yang diprakirakan sebelumnya akan lebih banyak di banding bulan Agustus lalu, ternyata beberapa pekan ini belum juga turun, sehingga temperatur udara melampaui batas normal.

Indra Purnama menambahkan, curah hujan di Kota Palembang dan daerah Sumatera Selatan lainnya diprediksi pada September 2012 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Curah hujan Kota Palembang dan sekitarnya diprakirakan berkisar 50-150 mm atau meningkat dari bulan Agustus lalu yang hanya sebesar 20-50 mm, namun kenyataannya hingga kini belum sesuai dengan prakiraan tersebut.

Selain mengakibatkan temperatur ekstrim, belum adanya hujan sesuai prakiraan itu mengakibatkan kabut asap yang menyelimuti udara Bumi Sriwijaya dan beberapa daerah Sumsel lainnya semakin pekat sehingga mengakibatkan terganggunya berbagai aktivitas serta gangguan kesehatan.

Untuk menghindari serangan penyakit akibat cuaca yang kurang baik tersebut, diimbau kepada masyarakat agar sementara ini mengurangi kegiatan di luar rumah dan menggunakan masker agar tidak menghirup langsung udara yang tercemar asap dari kebakaran hutan maupun pembakaran lahan, ujar  Indra Purnama. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012