Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menilai capres 02, Prabowo Subianto, terjebak pada memori persoalan lama.

"Seperti yang telah diduga sebelumnya, Pak Prabowo terjebak pada memori persoalan lama," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu malam.

Menurut Hasto, capres 02 Prabowo menyampaikan persoalan dengan fasih menjadi bukti kuatnya jebakan persoalan lama yang tersimpan kuat dalam memorinya. "Pak Prabowo dan Sandi ahli dalam kritik, tetapi tidak punya program otentik," katanya.

Baca juga: Jokowi hadir di debat kelima dengan baju koko putih
Baca juga: Lagu "Bagimu Negeri" tutup kampanye akbar Jokowi

Sementara itu, capres 01 Joko Widodo, kata Hasto, menyampaikan komitmennya untuk mengembalikan karakter asli pembangunan ekonomi Indonesia yang menempatkan aspek pertumbuhan, pemerataan, dan keadilan, melalui kebijakan Indonesia sentris menjadi bukti terjadinya perubahan fundamental karakter perekonomian Indonesia.

Menurut Hasto, Indonesia saat ini sedang berbenah melalui pembangunan secara masif di bidang infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan daya tarik investasi, serta menggelorakan martabat, kemandirian, dan daya saing bangsa, yang merupakan tugas utama Presiden Jokowi.

"Kelemahan Prabowo-Sandiaga, terletak pada ketidakmampuan melihat prestasi yang telah dicapai oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Semua dikatakan salah arah, tidak ada strategi, dan terjadi de-industrialisasi. Padahal, faktanya pertumbuhan investasi dan industri manufaktur saja saat ini mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini.

Hasto menilai, Prabowo menyampaikan kritik tajam tanpa penyampaian strategi dan kebijakan nyata, mencerminkan keputusasaan akibat tidak adanya program otentik yang mampu mengungguli keberhasilan Pak Jokowi.

Baca juga: Prabowo: Contohlah Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan
Baca juga: Diiringi salawat, Prabowo berangkat ke lokasi debat

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019