Para akademisi dari 14 kampus di tujuh negara mengikuti pertemuan Regional Network on Poverty Eradication (Renper) di Universitas Bengkulu.

Ketua penyelenggara Council Meeting Renper dari Universitas Bengkulu Djonet Santoso mengatakan pertemuan itu membahas isu-isu kemiskinan di negara-negara Asia.

"Ranper ini juga bertujuan untuk silahturahmi pendidikan serta membahas isu kemanusiaan dan terfokus kepada kemiskinan," kata Djonet di sela pertemuan, Jumat 

Menurut dia program kerjasama yang telah dilakukan oleh anggota Renper yaitu "student and staff exchange", "joint research", dan seminar internasional. 

Setiap dua tahun sekali, jaringan antar universitas ini menyelenggarakan seminar internasional dengan tempat yang berbeda-beda di universitas anggota. 

Pertemuan ini lanjut dia juga untuk konsolidasi serta memperkokoh jaringan dan kualitas kerja sama sehingga Renper menyelenggarakan Annual Council Meeting atau pertemuan tahuna d di universitas dan negara di mana Presiden Renper berada. 

Rektor Universitas Bengkulu Ridwan Nurazi lanjut Djonet merupakan Presiden Renper untuk periode 2017 - 2019.

Selain membahas tentang isu kemiskinan, Renper juga bertukar pengalaman dalam kegiatan yang telah dilakukan oleh masing-masing universitas anggota yang berkaitan dengan kontribusi universitas dalam penuntasan masalah kemiskinan.

Masalah kemiskinan kata dia dibahas secara lokalistik kasus di masing-masing negara terkait pengorganisasian kegiatan Renper, dan best practice.

Kemudian membahas laporan dan evaluasi kegiatan jaringan selama satu tahun 2018 - 2019, serta akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru untuk periode 2019 -  2021.

Renper merupakan jaringan kerjasama berbagai universitas di Asia untuk isu-isu kemiskinan yang digagas pada 2010 oleh 10 Universitas di Asia yaitu; Universitas Bengkulu, Universitas Andalas, Universitas Syiah Kuala, Universiti Malaysia Kelantan, Universiti Sains Malaysia, Universiti Sultan Zainal Abidin Malaysia, University of Battambang Kamboja, Banking University of Ho Chi Minh City Vietnam, Dhaka University Bangladesh, dan Songkla University Thailand. 

Dalam perkembangannya, ada beberapa universitas yang bergabung kemudian, diantaranya: Sri Venkateswara University India, Bangladesh Agricultural University Banglades, Universiti Putra Malaysia, San Beda University Filipina, dan Saint Paul Institute Pnompenh Kamboja.  

Untuk Council meeting tahun ini dihadiri sebanyak 21 orang yang terdiri dari pimpinan universitas anggota adan anggota council.

Baca juga: Mahasiswa Unib berkesempatan belajar di 13 negara

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019