Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu teranyata memiliki persoalan keuangan yang pelik dengan jumlah utang mencapai Rp17 miliar.

Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretaris Provinsi Bengkulu Sumardi mengatakan jumlah utang tersebut cukup membuat direksi kewalahan sehingga honor jasa dan lembur karyawan sering terlambat dibayar.

"Dari laporan yang disampaikan Kabag Keuangan RSUD M Yunus,  ternyata utang rumah sakit cukup besar mencapai Rp17 miliar," katanya  usai menerima Kabag Keuangan RSUD M Yunus Syafri Syafi`i di ruang
kerjanya, Rabu.

Dalam laporan tersebut, daftar utang RSUD M Yunus sebagian besar untuk pengadaan barang dan jasa, seperti obat, katering, dan penggantian gordin rumah sakit.

Utang pengadaan obat memiliki jumlah terbesar yakni mencapai Rp10  miliar lebih, sedangkan katering, buah dan lainnya sebesar Rp2,2 miliar.

Sementara piutang RSUD M Yunus sebesar Rp1,1 miliar. Piutang tersebut antara lain ansuransi, biaya peserta STQ 2010, Bankesda Mukomuko dan piutang pada 2012 yang tidak disebutkan sumbernya sebesar Rp496 juta.

"Dengan angka yang cukup besar ini sangat jelas kalau rumah sakit butuh bantuan dana operasional," tambahnya.

Ia mengatakan akan menyampaikan kondisi keuangan tersebut kepada Plt Gubernur Bengkulu dan akan dibahas bersama direksi RSUD M Yunus untuk mencari solusinya.

Sebelumnya pada Senin (1/10) ratusan karyawan, dokter dan perawat  RSUD M Yunus berunjukrasa meminta pencopotan wakil direktur keuangan dan wakil direktur pelayanan medik.

Tuntutan tersebut karena selama ini honor lembur dan jasa para karyawan sering terlambat dicairkan. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012