Indonesia hadirkan anjungan megah dalam “Seafood Expo Global (SEG)” 2019, yaitu pameran dagang terbesar di dunia untuk sektor perikanan dengan menghadirkan 12 pengusaha serta asosiasi perikanan dari Indonesia yang menampilkan berbagai produk unggulan hasil laut Indonesia yang diadakan di Brussel, dari tanggal 7 hingga 9 Mei.
Selama tiga hari penyelenggaraan SEG, anjungan Indonesia menyita banyak perhatian pengunjung yang melibatkan tidak kurang dari 29 ribu pelaku usaha serta 1.940 peserta pameran dari 78 negara.
Pensosbud KBRI Brussels, Catur Hadianto kepada Antara di London, menyebutkan penampilan Paviliun Indonesia yang unik, juga beragam kegiatan digelar Paviliun Indonesia.
Pengunjung dapat melihat hasil perikanan tangkap dan budi daya Indonesia yang berkualitas tinggi, sambil menikmati suguhan tari-tarian tradisional. Selain itu, pengunjung berkerumun ketika koki melakukan demo memasak menggunakan hasil laut Indonesia.
Dutabesar Indonesia untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Yuri O. Thamrin membuka Paviliun Indonesia pada hari pertama pameran, dalam sambutannya, mengatakan ajang SEG 2019 tidak hanya menghadirkan peluang penting bagi pengusaha untuk meningkatkan penjualan produk-produk kelautan Indonesia di Eropa serta untuk memperluas jejaring bisnis. Tetapi juga memberikan momentum berharga bagi Indonesia untuk terus promosikan perang terhadap pencurian ikan (IUU Fishing) serta untuk meningkatkan kerja sama global dalam penanggulangan kerusakan lingkungan laut yang merupakan ancaman bersama.
Saat ini, Indonesia memiliki peluang yang terbuka lebar untuk meningkatkan ekspor produk perikanan ke Eropa. Hal tersebut didukung dengan peluncuran logo unggulan produk tuna Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, “Indonesian One-by-one Tuna Brand”.
Direktur Pemasaran KKP, Mahmud, menjelaskan maksud brand tersebut, “intinya penangkapan ikan tuna Indonesia dilakukan tanpa merusak lingkungan hidup, tidak menggunakan pukat dan memanfaatkan metode penangkapan ikan yang berkelanjutan (sustainable fishing method)”.
Diharapkan logo unggulan tersebut menjadi media promosi produk perikanan Indonesia, khususnya tuna, bagi pasar Eropa yang dinilai sangat sensitif terhadap isu lingkungan dan sustainability.
Ikan tuna Indonesia saat ini menyumbang 16,1 persen jumlah konsumsi ikan tuna di dunia, dapat diterima pasar Eropa dan meningkat penjualannya. Sebagai catatan, nilai ekspor tuna Indonesia pada tahun 2018 ke berbagai negara sebesar USD 498.37 juta.
Dari jumlah tersebut, sebesar 16,59 persen adalah nilai ekspor tuna Indonesia ke Eropa.
KKP RI mencatat nilai transaksi di Paviliun Indonesia pada SEG 2018 sebesar USD 146 juta, meningkat dari nilai transaksi pada SEG 2017 sebesar USD 117 juta. Diharapkan peluncuran brand tuna pada SEG 2019, dapat turut mendorong peningkatan nilai transaksi pada tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019