Warga yang bermukim di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu mengeluhkan harga bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp20 ribu per liter di warung pengecer sedangkan stok di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kompak mengalami kekosongan pasokan.

“Minyak sudah sulit didapat sejak sebelum Lebaran kemarin sampai saat ini masih kosong di SPBU,” kata Emilia, warga Desa Malakoni, Pulau Enggano, saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan BBM saat ini hanya terdapat di beberapa warung pengecer di Desa Meok dan Kahyapu yang dijual dengan harga sangat tinggi dan tidak terjangkau masyarakat.

Menurut Emilia, kekosongan pasokan BBM di SPBU Kompak yang terdapat di Desa Malakoni membuat mobilitas masyarakat terganggu.

“Kendaraan tidak bisa jalan karena BBM kosong, jadi mengganggu aktivitas untuk bepergian,” ucapnya.

Sementara Region Manager Communication & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf mengatakan pengiriman BBM ke Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar di wilayah Bengkulu terkendala cuaca buruk di perairan Samudera Hindia.

Ia mengatakan pengiriman BBM ke pulau berpenduduk seria 3.000 jiwa itu sudah direncanakan sejak 2 Juni 2019 namun belum mendapat izin berlayar karena cuaca buruk.

“Pengiriman terakhir BBM ke Enggano berlayar pada 12 Mei dan bulan Juni seharusnya sudah siap berangkat sejak 2 Juni lalu tapi kendala cuaca,” ucapnya.

Ia mengatakan pengiriman BBM ke pulau tersebut direncanakan kembali pada Minggu (16/6) namun tetap mengacu pada rekomendasi kondisi cuaca di perairan Bengkulu hingga Pulau Enggano.

Jumlah BBM yang siap dikirim sesuai kuota per bulan untuk SPBU Kompak adalah premium sebanyak 15 kiloliter, pertalite sebanyak 20 kiloliter, solar 5 kiloliter dan kerosene sebanyak 5 kiloliter.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019