Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur secara rutin menggelar berbagai ajang budaya tradisional setiap tahun sebagai upaya menjaga kelestarian aset budaya penggunaan pakaian adat tradisional kulit kayu dari kepunahan.
"Pemerintah Kabupaten ini telah berkomitmen menjaga kelestarian penggunaan pakaian kulit kayu dalam berbagai ajang budaya. Aset budaya tradisional itu tetap dipertahankan masyarakat adat di sini," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Hopni Bukang ketika dihubungi Antara dari Kupang, Minggu.
Hal itu dikatakan Hopni Bukang terkait upaya Pemerintah Kabupaten Alor dalam melestarikan budaya tradisional pakaian kulit kayu yang masih dipertahankan masyarakat daerah itu dari kepunahan.
Menurut dia, penggunaan pakain kulit kayu masih terus dipertahankan masyarakat dataran tinggi Kabola, Kecamatan Kabola yang secara turun temurun tetap menggunakan pakaian kulit kayu dalam berbagai ajang budaya setempat.
"Penggunaan pakaian kulit kayu masih dilakukan masyarakat adat Kabola dan telah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun ketika ada upacara adat di daerah itu," kata Hopni.
Menurut dia, salah satu upaya dilakukan pemerintah dan masyarakat adat Kabola dalam melestarikan budaya itu bagi wisatawan yang berwisata ke Kabola diwajibkan menggunakan pakaian kulit kayu.
"Hal itu medorong banyak wisatawan datang ke Kabola untuk melihat sekaligus mencoba menggunakan pakaian kulit kayu secara langsung," terang Hopni Bukang.
Ia menambahkan,dalam ajang sail Indonesia yang dilakukan setiap tahun wisatawan mancanegara yang menyinggahi Alor mengunjungi Kabola untuk melihat serta menggunakan pakaian kulit kayu yang masih terus dilestarikan masyarakat adat.
"Para peserta sail Indonesia sangat antusias mengenakan pakaian kulit kayu dan pakaian tradisional adat Alor saat berada di Kabola," tegas Hopni Bukang.
Dia menambahkan, pemerintah akan mengikutsertakan 100 orang masyarakat adat Kabola untuk tampil dalam kegiatan tarian masal tradisional Alor di Kalabahi dengan mengenakan pakaian kulit kayu saat pembukaan festifal wisata pemanggilan ikan Dugong pada Juli 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Pemerintah Kabupaten ini telah berkomitmen menjaga kelestarian penggunaan pakaian kulit kayu dalam berbagai ajang budaya. Aset budaya tradisional itu tetap dipertahankan masyarakat adat di sini," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Hopni Bukang ketika dihubungi Antara dari Kupang, Minggu.
Hal itu dikatakan Hopni Bukang terkait upaya Pemerintah Kabupaten Alor dalam melestarikan budaya tradisional pakaian kulit kayu yang masih dipertahankan masyarakat daerah itu dari kepunahan.
Menurut dia, penggunaan pakain kulit kayu masih terus dipertahankan masyarakat dataran tinggi Kabola, Kecamatan Kabola yang secara turun temurun tetap menggunakan pakaian kulit kayu dalam berbagai ajang budaya setempat.
"Penggunaan pakaian kulit kayu masih dilakukan masyarakat adat Kabola dan telah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun ketika ada upacara adat di daerah itu," kata Hopni.
Menurut dia, salah satu upaya dilakukan pemerintah dan masyarakat adat Kabola dalam melestarikan budaya itu bagi wisatawan yang berwisata ke Kabola diwajibkan menggunakan pakaian kulit kayu.
"Hal itu medorong banyak wisatawan datang ke Kabola untuk melihat sekaligus mencoba menggunakan pakaian kulit kayu secara langsung," terang Hopni Bukang.
Ia menambahkan,dalam ajang sail Indonesia yang dilakukan setiap tahun wisatawan mancanegara yang menyinggahi Alor mengunjungi Kabola untuk melihat serta menggunakan pakaian kulit kayu yang masih terus dilestarikan masyarakat adat.
"Para peserta sail Indonesia sangat antusias mengenakan pakaian kulit kayu dan pakaian tradisional adat Alor saat berada di Kabola," tegas Hopni Bukang.
Dia menambahkan, pemerintah akan mengikutsertakan 100 orang masyarakat adat Kabola untuk tampil dalam kegiatan tarian masal tradisional Alor di Kalabahi dengan mengenakan pakaian kulit kayu saat pembukaan festifal wisata pemanggilan ikan Dugong pada Juli 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019