Medan (ANTARA Bengkulu) - Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Utara Aspan Sofian mengatakan petani di kabupaten/kota di provinsi itu, saat ini masih terus mengembangkan tanamam kopi arabika sebagai komoditi unggulan.

"Kopi arabika itu juga memiliki nilai ekonomi tinggi di pasaran dunia," katanya di Medan, Sabtu.

Tanaman kopi arabika ini, menurut dia, memang jauh lebih baik dan memiliki kualitas, bila dibandingkan dengan kopi robusta.

Oleh karena itu, kata dia, tidak perlu heran bila konsumen dan peminat  kopi di berbagai negara di dunia, sangat tertarik dengan kopi arabika dan sering memesannya ke Indonesia.

"Petani kopi di Sumut lebih banyak menanam dan mengembangkan tananaman kopi arabika (cofea arabica) dari pada kopi robusta," kata Aspan.

Dia menambahkan, kopi arabika ini memang memiliki keunikan tersendiri, karena citra rasa yang khas dan tidak terdapat pada jenis kopi robusta.

"Jadi, wajar saat ini petani kopi arabika di Sumut terus memacu produksi kopi di daerah itu agar terus meningkat setiap tahunnya. Petani kopi di Sumut juga terus berusaha memenuhi permintaan dunia," ujarnya.

Bahkan, kata dia, beberapa sentra produksi daerah yang saat ini terus dengan gigih membudidayakan tanaman kopi, yakni Kabupaten Simalungun, Tanah Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Ia mengatakan Provinsi Sumut merupakan salah satu daerah penghasil kopi dengan areal pertanaman kopi arabika seluas 57.141,89 hektare dengan tingkat produktivitas sebanyak 1.153,75 kilogram per hektare per tahun dan pertanaman kopi robusta seluas 23.103,10 hektare dengan tingkat produktivitas sebanyak 649,39 kilogram per hektare per tahun.

"Tanaman kopi arabika di wilayah Sumut dikelola oleh petani di kabupaten/kota," ujar Aspan juga mantan Kepala Dinas Kehutanan di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Data yang diperoleh menyebutkan kopi arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia.

Harga kopi arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta karena adanya cita rasa khas.  Untuk kualitas ekspor saat ini harga kopi arabika berkisar antara US$ 3-4 per kg sedangkan kopi robusta US$ 1.4-2 per kg

Kemudian tanaman kopi arabika di Kabupaten Dairi mencapai seluas 10.339 hektare dengan produksi 10.733,20 ton per tahun.

Lokasi kecamatan yang terdapat menanam kopi tersebut, Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Perbualuan, Sumbul, Silima, Punga-punga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu dan Kecamatan Pegagan Hilir. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012