Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Para petani kelapa sawit di Bengkulu merasa dirugikan pihak pabrik penampung karena hasil sortiran mereka hilang, mestinya dikembalikan ke pemiliknya.

"Kami hanya mendapat catatan saja dari salah satu pabrik pengolahan setempat bahwa ada sortiran sebesar 20 persen, namun tidak barangnya dikembalikan pada pemiliknya," kata seorang petani sawit Yahyo, Selasa. Ia mengatakan, masalah sortiran tersebut tidak dikeluhkan tapi wujudnya harus dikembalikan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain.

Dia mencontohkan, dalam satu truk bermuatan sepuluh ton dalam catatan petugas pabrik disoritr 20 persen, mestinya yang 20 persen itu dikembalikan ke mobil untuk dibawa pulang. Namun nyatanya ditumpuk dan disatukan dengan gundukan buah kelapa sawit lainnya, dengan demikian petani dirugikan terlebih harga saat ini sangat rendah yaitu sekitar Rp900 per kilogram.

"Kami mohon kepada petugas pembelian di pabrik tersebut, sisa buah sawit yang disortir itu dikembalikan ke pemiliknya," katanya.  Dari puluhan unit pebrik pengolahan buah kelapa sawit di Bengkulu hanya pabrik PT Bio Nusantara yang mengembalikan hasil sortiran tersebut, lainnya hilang, tambahnya.

Kepala Bidang perluasan Komoditas Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Najmudin menanggapi keluhan petani itu, ia berjanji akan membuat surat resmi ke pebrik pengolahan tersebut. Mestinya pihak pabrik tidak merugikan petani karena mereka sudah membeli buah sawit dengan harga rendah, sisa sortiran itu dikembalikan lagi ke petani tersebut, ujarnya.

Terlebih sebagian besar petani sawit di Bengkulu mengeluhkan rendahnya harga buah sawit, sehingga mereka tidak mampu memenuhi biaya pemeliharaan dan pembelian pupuk. Produksi kelapa sawit di Bengkulu hingga saat ini diperkirakan mencapai 3,4 juta ton dari luas 192.470 hektare dan petaninya sebanyak 102.238 kepala keluarga (KK), katanya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012