Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sejumlah warga Kota Bengkulu memanfaatkan limbah potongan kayu berserakan di kawasan pantai Panjang dan pantai Jakat daerah itu menjadi kebutuhan rumah tangga.

"Kami hingga saat ini belum mendapat jatah kompor gas subsidi, sedangkan untuk membeli minyak tanah nonsubsidi tidak mampu," kata seorang pendulang limbah batu bara di kawasan pantai Jakat Darmin, Kamis.

Ia mengatakan, limbah potongan kayu dan bambu yang berserakan di kawasan pantai tersebut setiap hari dipungut untuk bahan kayu bakar memasak nasi dan air. Bila tidak ada kayu bakar, pihaknya menjemur limbah batu bara yang diambilnya dari dasar sungai dan laut kawasan pantai tersebut.

Namun batu bara hasil dulangan itu dijual pada pembeli disekitar pantai dengan harga antara Rp60.000-Rp75.000 per karung berat 60 kilogram. Setiap hari ia bersama anak dan istrinya bisa mendulang limbah batu bara mencapai empat karung, sedangkan pekerjaan rutin sebagai nelayan selama ini terganggu gelombang besar dan angin kencang, ujarnya.

Hal senada juga dikatakan warga kurang mampu di sekitar kawasan pantai pasar Bengkulu, untung saja limbah potngan kayu dan bambu setiap hari datang, bila tidak pihaknya akan kesulitan mencari bahan bakar. Sedangkan bahan bakr dari batu bara pihaknya belum memiliki tungku khusus, sehingga bila dibakar apinya menyebar dan malah membakar periuk tempat masak nasi tersebut karena apinya terlalu panas dan sulit dipadamkan.

Kepala Kantor Analisa Dampak Lingkungan Kota Bengkulu Fahriza mengatakan, limbah yang berserakan di kawasan pantai panjang dan pantai Jakat tersebut datang dari anak Sungai Bengkulu. "Kami sangat berterimah kasih kepada pemulung limbah tersebut, sehingga kawasan pantai akan bersih dari tummpukan limbah kayu dan bambu," ujarnya.

Sedangkan limbah batu bara di dalam laut dan aliran Sungai Bengkulu berasal dari beberapa tambang batu bara di bagian hulu Sungai Bengkulu yang sudah beroperasi belasan tahun silam. Akibat pencemaran limbah batu bara tersebut, maka S air Sungai Bengkulu tidak bisa dijadikan bahan baku air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat karena tingkat pencemarannya sudah diluar ambang batas, ujarnya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012