Pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan musim kemarau yang terjadi di daerah itu telah mempengaruhi penurunan debit air irigasi hingga 40 persen.
Kabid Irigasi Dinas PUPR Rejang Lebong, Suhairi di Rejang Lebong, Rabu mengatakan penyusutan debit air tersebut akibat pengaruh musim kemarau yang melanda Tanah Air sejak beberapa bulan terakhir, termasuk di Bengkulu, kendati demikian tidak ada saluran irigasi yang kekeringan total.
Baca juga: Damkar Rejang Lebong waspadai peningkatan bahaya kebakaran
"Memang terjadi penurunan volume debit air di bendungan irigasi Musi Kejalo, di Kecamatan Selupu Rejang, sekitar 40 persen namun tidak ada saluran irigasinya yang mengalami kekeringan total," kata dia.
Penurunan debit air di bendungan Musi Kejalo yang menjadi pusat pengairan irigasi pertanian tersebar dalam Kecamatan Selupu Rejang, Curup Timur dan sebagian lagi Kecamatan Curup Utara membuat petani melakukan sistem pembagian pendistribusian air secara bergiliran atau termin.
Baca juga: Golkar usulkan tiga nama calon ketua DPRD Rejang Lebong
Selain terjadi penurunan debit air di bendungan Musi Kejalo, hal yang sama kata dia juga terjadi pada pengairan di Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, maupun pengairan irigasi di Kecamatan Kota Padang yang memanfaatkan sumber air dari sungai setempat.
"Di sini walaupun musim kemarau tetapi airnya masih mengalir walaupun kecil, ini mungkin karena kondisi hutannya masih banyak sehingga sumber airnya masih bisa mengalir walaupun kondisinya tidak seperti beberapa puluh tahun lalu," ujar dia.
Sejauh ini dari 86 titik irigasi yang tersebar dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong kata dia, masih menjadi sumber pengairan utama ribuan hektare sawah petani yang menanam padi maupun palawija.
Baca juga: Kopi Sindang Dataran tembus pasar Prancis
Baca juga: Harga ayam potong di Curup Bengkulu kembali turun
Baca juga: Kodim 0409 Rejang Lebong bentuk dua Koramil baru
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Kabid Irigasi Dinas PUPR Rejang Lebong, Suhairi di Rejang Lebong, Rabu mengatakan penyusutan debit air tersebut akibat pengaruh musim kemarau yang melanda Tanah Air sejak beberapa bulan terakhir, termasuk di Bengkulu, kendati demikian tidak ada saluran irigasi yang kekeringan total.
Baca juga: Damkar Rejang Lebong waspadai peningkatan bahaya kebakaran
"Memang terjadi penurunan volume debit air di bendungan irigasi Musi Kejalo, di Kecamatan Selupu Rejang, sekitar 40 persen namun tidak ada saluran irigasinya yang mengalami kekeringan total," kata dia.
Penurunan debit air di bendungan Musi Kejalo yang menjadi pusat pengairan irigasi pertanian tersebar dalam Kecamatan Selupu Rejang, Curup Timur dan sebagian lagi Kecamatan Curup Utara membuat petani melakukan sistem pembagian pendistribusian air secara bergiliran atau termin.
Baca juga: Golkar usulkan tiga nama calon ketua DPRD Rejang Lebong
Selain terjadi penurunan debit air di bendungan Musi Kejalo, hal yang sama kata dia juga terjadi pada pengairan di Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, maupun pengairan irigasi di Kecamatan Kota Padang yang memanfaatkan sumber air dari sungai setempat.
"Di sini walaupun musim kemarau tetapi airnya masih mengalir walaupun kecil, ini mungkin karena kondisi hutannya masih banyak sehingga sumber airnya masih bisa mengalir walaupun kondisinya tidak seperti beberapa puluh tahun lalu," ujar dia.
Sejauh ini dari 86 titik irigasi yang tersebar dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong kata dia, masih menjadi sumber pengairan utama ribuan hektare sawah petani yang menanam padi maupun palawija.
Baca juga: Kopi Sindang Dataran tembus pasar Prancis
Baca juga: Harga ayam potong di Curup Bengkulu kembali turun
Baca juga: Kodim 0409 Rejang Lebong bentuk dua Koramil baru
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019