Jenewa (ANTARA Bengkulu) - Seorang pejabat senior kemanusiaan PBB, Jumat (9/11), mengatakan sebanyak 98.000 orang Suriah yang memerlukan bantuan di daerah konflik tak terjangkau oleh organisasi tersebut.

John Ging, Direktur Kantor PBB Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCH), mengatakan kebanyakan "daerah yang terputus" berada di bawah kendali jangka panjang oposisi dan lembaga PBB tak bisa pergi ke sana sebab tidak aman untuk melintasi jalur konflik.

"Ini adalah daerah yang membuat kami makin khawatir," kata Ging kepada wartawan setelah Forum Kemanusiaan Suriah pada Jumat.

"Sebagai upaya terkoordinasi PBB, tanggung jawab kami ialah memperoleh akses ke daerah itu dari dalam Suriah, jadi kami sangat memusatkan perhatian pada perundingan kami dengan pemerintah Suriah mengenai masalah ini dan dengan pemimpin oposisi serta memperoleh akses aman," katanya.

Radouane Noucier, Koordinator Regional PBB Urusan Kemanusiaan di Suriah, mengatakan telah terjadi peningkatan kerusuhan dan memburuknya situasi kemanusiaan di dalam negeri tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu pagi.

Rencana tanggap-darurat PBB di dalam wilayah Suriah saat ini baru 45 persen didanai dan rencana reaksi regional bagi pengungsi Suriah memperoleh dana sebanyak 35 persen.

Namun, ia mengatakan pemerintah Suriah memperlihatkan sikap yang lebih luwes bagi pekerjaan semua lembaga PBB dan pelaku lain kemanusiaan dalam hal pemberian visa dan jaminan kunjungan lapangan.

Panos Moumtzis, Koordinator Regional Urusan Pengungsi Lembaga Pengungsi PBB (UNHCR), memberitahu wartawan dalam 24 jam terakhir saja, lebih dari 11.000 pengungsi Suriah telah menyelamatkan diri ke negara tetangga --Turki, Jordania dan Lebanon. Turki saja menerima sebanyak 9.000 pengungsi.

UNHCR pada Sabtu (3/11) menyatakan di dalam laporan terakhirnya  jumlah pengungsi Suriah di Lebanon telah mencapai 106.280 orang.

Sebanyak 41.648 pengungsi Suriah terdaftar di Lebanon utara, 32.217 di Bekaa dan 3.149 di Beirut, katanya.

Ia menyatakan arus paling akhir pengungsi adalah salah satu "yang paling banyak yang telah kami hadapi", dibandingkan dengan rata-rata 2.000 sampai 3.000 orang Suriah yang setiap hari menyeberangi perbatasan.

Itu membuat jumlah pengungsi Suriah yang terdaftar atau dibantu di wilayah tersebut jadi lebih dari 408.000, kata Moumtzis.

Sebelumnya dilaporkan lebih dari 100.000 warga Suriah telah meninggalkan negara mereka selama Agustus, kata badan pengungsi PBB (UNHCR). Angka itu merupakan yang tertinggi sejak konflik terjadi pada Maret 2011.

Keterangan mengenai jumlah pengungsi yang meningkat tersebut beredar bersamaan dengan pembicaraan Direktur Palang Merah Internasional Peter Maurer mengenai krisis aliran bantuan dengan Presiden Bashar Assad.

Dalam satu pekan bulan Agustus, UNHCR memperkirakan 30.000 pengungsi menyelamatkan diri ke Turki, Irak, Lebanon, dan Jordania. (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012