Berdasarkan analisa garis angin pada ketinggian 3.000 feet mengindikasikan adanya pola pusaran angin tertutup dengan kecepatan rendah di sekitar wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), sehingga diprediksi hujan akan turun pada kisaran tanggal 20 hingga 26 September 2019 di sejumlah wilayah di provinsi itu.

"Kondisi ini sangat mendukung proses pembentukan awan hujan di wilayah Kalbar ke depan. Model potensi hujan juga mengindikasikan akan segera adanya hujan di wilayah Kalimantan Barat," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Supadio, Erika Mardiyanti di Pontianak, Kamis.

Menurut Erika, diprakirakan hujan akan mulai turun pada tanggal 20 September 2019 di Kalbar bagian Utara, antara lain di sebagian kabupaten/kota, seperti Sambas, Singkawang, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu.

"Kemudian pada 21 hingga 26 September 2019 diprakirakan hujan akan turun di hampir seluruh wilayah Kalbar dengan intensitas sedang hingga lebat," tambahnya.

Masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan sehubungan dengan kondisi kualitas udara yang masih dalam kategori sangat tidak sehat, serta tidak melakukan aktivitas pembakaran hutan dan lahan yang bisa menyebabkan kabut asap.

"Selain itu tentunya juga mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang puting beliung, hujan lebat, hujan es, dan petir mulai 20 sampai 26 September 2019," kata Erika Mardiyanti.

Sementara Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, saat ini kondisi indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Pontianak, Kalbar sudah masuk kategori tidak sehat hingga sangat tidak sehat.

"Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya sehingga ISPU menjadi tidak sehat hingga sangat tidak sehat merupakan asap kiriman dari kabupaten atau daerah lainnya," katanya.

Untuk itu, dia berharap semoga dalam beberapa ke depan Kota Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya diguyur hujan, sehingga bisa mengurangi kabut asap dan bila memungkinkan bisa memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang saat ini terjadi.

"Di Kota Pontianak tidak ditemukan titik api atau kebakaran lahan, tetapi asap yang menyelimuti Pontianak sangat tebal, sehingga masyarakat harus mengurangi aktivitas di luar rumah kalau memang tidak perlu," ujarnya.

Pewarta: Andilala

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019