Jumlah korban yang tewas saat aksi demonstrasi berakhir anarkis di Wamena, Papua, bertambah menjadi 23 orang, sementara korban luka-luka sebanyak 77 orang.

"Ada 23 meninggal dunia untuk Wamena dan luka-luka 77 orang," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Polri: Benny Wenda berperan dalam kericuhan di Jayapura

Sejumlah korban yang luka dirawat di RSUD Wamena. Jumlah itu dapat bertambah karena pencarian di lokasi gedung-gedung yang dilanda kebakaran masih dilakukan.

Prasetyo menyebut dalang di balik kericuhan di Wamena diduga kelompok Komite Nasional Papua Barat. Berita bohong atau hoaks isu rasial untuk memancing aksi solidaritas sehingga membuat situasi panas dan terjadi kericuhan, dia sebut telah didesain kelompok itu.

Baca juga: Pasca-kericuhan Wamena Jayawijaya, 17 orang meninggal dunia

Sementara korban jiwa dalam aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, sebanyak empat orang, satu personel TNI dan tiga orang mahasiswa yang diduga terkena peluru karet.

Selain tiga orang tewas, sebanyak 20 mahasiswa juga luka-luka akibat kericuhan saat pengangkutan mahasiswa demonstran dilakukan.

Sebanyak enam personel Brimob yang melakukan pengawalan pemindahan mahasiswa luka berat karena benda tumpul, batu dan bacokan senjata tajam.

Baca juga: Tiga mahasiswa tewas di Uncen Jayapura diduga karena peluru karet
Baca juga: Pemulihan Wamena, Kominfo putuskan membatasi layanan data
Baca juga: Papua Terkini - Wiranto sebut aparat keamanan terus tangani kericuhan Papua
Baca juga: Jokowi: Hindari anarkisme, jangan sampai merusak fasilitas umum

Pewarta: Dyah Dwi Astuti

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019