Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan bahwa berbagai elemen, mulai pelajar, mahasiswa, hingga suporter pun dihasut untuk berhadapan dengan aparat.
"Dari informasi, nantinya akan ada satu gerakan gelombang baru. Ini supaya kita waspada," kata Wiranto saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis.
Wiranto menjelaskan gelombang baru yang dimaksudkan dilakukan oleh kelompok yang ingin menciptakan suasana chaos dengan melibatkan sejumlah kelompok masyarakat.
Ia mencontohkan demonstrasi mahasiswa dan pelajar di Gedung DPR beberapa waktu lalu, yang berujung ricuh karena ada hasutan dari kelompok yang ingin menciptakan suasana rusuh.
"Mereka sudah menghasut, memprovokasi adik-adik pelajar untuk berhadapan dengan aparat keamanan, dengan harapan muncul korban dan mempersalahkan kepada aparat keamanan," katanya.
Wiranto menyebutkan korban itu akan dijadikan sebagai martir gerakan yang lebih besar, yakni situasi chaos dan membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah yang sah.
"Gerakan gelombang baru ini kita harus waspada karena akan mengerahkan kelompok Islam garis keras, juga akan melibatkan para suporter. Suporter bola kaki pun akan disasar untuk dilibatkan dalam gerakan itu," katanya.
Selain itu, kata dia, elemen buruh, tukang ojek, hingga tenaga paramedis juga akan dipengaruhi dan diprovokasi untuk berbuat rusuh.
Bahkan, Wiranto menyebutkan bahwa paramedis ini sudah diberikan penyesatan, yakni adanya ketentuan bagi paramedis yang salah mengambil suatu keputusan dalam mengobati pasien akan kena denda Rp1 juta.
"Yang katanya menurut undang-undang. Padahal, tidak ada. Ini provokasi yang menyesatkan. Jadi, paramedis kita ingatkan jangan mengikuti provokasi dan penyesatan seperti itu," kata Wiranto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Dari informasi, nantinya akan ada satu gerakan gelombang baru. Ini supaya kita waspada," kata Wiranto saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis.
Wiranto menjelaskan gelombang baru yang dimaksudkan dilakukan oleh kelompok yang ingin menciptakan suasana chaos dengan melibatkan sejumlah kelompok masyarakat.
Ia mencontohkan demonstrasi mahasiswa dan pelajar di Gedung DPR beberapa waktu lalu, yang berujung ricuh karena ada hasutan dari kelompok yang ingin menciptakan suasana rusuh.
"Mereka sudah menghasut, memprovokasi adik-adik pelajar untuk berhadapan dengan aparat keamanan, dengan harapan muncul korban dan mempersalahkan kepada aparat keamanan," katanya.
Wiranto menyebutkan korban itu akan dijadikan sebagai martir gerakan yang lebih besar, yakni situasi chaos dan membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah yang sah.
"Gerakan gelombang baru ini kita harus waspada karena akan mengerahkan kelompok Islam garis keras, juga akan melibatkan para suporter. Suporter bola kaki pun akan disasar untuk dilibatkan dalam gerakan itu," katanya.
Selain itu, kata dia, elemen buruh, tukang ojek, hingga tenaga paramedis juga akan dipengaruhi dan diprovokasi untuk berbuat rusuh.
Bahkan, Wiranto menyebutkan bahwa paramedis ini sudah diberikan penyesatan, yakni adanya ketentuan bagi paramedis yang salah mengambil suatu keputusan dalam mengobati pasien akan kena denda Rp1 juta.
"Yang katanya menurut undang-undang. Padahal, tidak ada. Ini provokasi yang menyesatkan. Jadi, paramedis kita ingatkan jangan mengikuti provokasi dan penyesatan seperti itu," kata Wiranto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019