Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Ritual malam 'Tabot Besanding' yang digelar pada Jumat bertepatan 9 Muharam 1434 Hijriah di jalan Achmad Yani mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di Kota Bengkulu.

"Kemacetan arus lalu lintas terjadi akibat puluhan ribu warga berdatangan untuk menonton ritual malam 'Tabot Besanding" di jalan Amad Yani," kata warga Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu, Manto, Sabtu dini hari.

Ia menjelaskan, kemacetan arus lalu lintas antara lain terjadi di Jalan Sudirman, Jalan Veteran, Jalan Pariwisata, kawasan Tembok Baru, Pondok Besi dan Tapak Paderi.

Berdasarkan pantauan, puluhan ribu warga datang silih berganti memadati arena 'tabot besanding' sejak sore hingga malam hari sehingga arus warga yang berjalan menjadi penuh sesak berdesak-desakan.

Selain dari dalam kota Bengkulu, para penonton datang dari Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Seluma, bahkan ada yang datang dari Provinsi Sumatera Selatan. Mereka sengaja datang ke Kota Bengkulu untuk menyaksikan ritual yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun tersebut.

Sementara warga dari Lubuklinggau Sumatera Selatan, Anita mengeluhkan lokasi parkir yang kacau sehingga semakin memperparah kemacetan arus lalu lintas kendaraan baik motor maupun mobil.

"Para pengendara memarkirkan motor dan mobil semaunya saja, dimana mereka suka karena tidak tertibnya petugas parkir yang berada di lokasi. Selain itu, petugas yang mengatur arus lalu lintas juga tidak maksimal melaksanakan tugasnya," katanya.

Para pengunjung juga mengeluhkan lokasi untuk jalan para penonton yang akan menikmati perayaan tabot. Panitia lebih mengutamakan lokasi untuk para pedagang daripada untuk kenyamanan para pengunjung festival tabot.

Jalan dan lapangan tanah menjadi licin dan becek akibat hujan deras sehingga mengganggu kenyamanan para pengunjung.

"Saya sering hampir terpeleset karena jalan licin dan pakaian menjadi kotor akibat percikan lumpur di jalan serta lapangan depan panggung hiburan. Apalagi dengan membawa anak-anak, kenyamanan mereka sangat terganggu," katanya. (ant)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012