New York (ANTARA Bengkulu) - Harga minyak ditutup lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor tumbuh lebih optimis tentang perbaikan situasi ekonomi di Eropa dan mengambil keuntungan dari melemahnya dolar.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, bertambah 90 sen dari posisi Rabu menjadi ditutup pada 88,28 dolar AS per barel.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari menguat 83 sen, menjadi menetap di 111,38 dolar AS per barel.

Volume perdagangan tetap tipis di pasar New York, yang pada Kamis ditutup untuk memperingati hari libur Thanksgiving dan memiliki sesi satu jam lebih pendek pada Jumat.

Jatuhnya dolar terhadap euro membantu mendukung semua komoditas yang dihargakan dalam dolar, termasuk minyak mentah, kata Bart Melek di TD Securities.

Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, sehingga mengangkat permintaan.

Pedagang di New York juga bereaksi terhadap "kejutan positif Jerman," karena indeks kepercayaan bisnis IFO secara tak terduga  menghentikan penurunan selama enam bulan dan meningkat pada November di ekonomi terbesar Eropa itu, katanya.

"Untuk sementara banyak orang memperkirakan bahwa ekonomi Eropa sedang bergeser menuju perlambatan yang lebih dalam dan, seperti yang terlihat, mungkin akan berbuat sedikit lebih baik," kata Melek.

Selain itu, analis mengatakan, ada perkembangan menggembirakan pada krisis utang  negara Yunani dan investor berharap bahwa kesepakatan zona euro untuk meluncurkan bantuan penting bagi Athena "mungkin datang dalam waktu yang tidak terlalu lama."

Para pejabat Eropa telah menyuarakan keyakinan bahwa kesepakatan akan tercapai pada Senin pekan depan, dalam pertemuan darurat berikutnya para menteri keuangan grup euro -- 17 negara yang menggunakan mata uang tunggal.

Di kawasan kaya minyak Timur Tengah, gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza yang dimulai Rabu malam setelah delapan hari konflik mematikan, sejauh ini masih tampak efektif.

"Gencatan senjata di Jalur Gaza telah mengurangi kekhawatiran pasokan minyak," kata analis Sucden Financial, Myrto Sokou.

"Namun, kondisi politik dan ekonomi di Timur Tengah tetap
sangat tentatif, menawarkan sinyal bervariasi di pasar minyak." (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012