Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebanyak lima dari 17 orang imigran gelap asal Sri Lanka yang terdampar di Pulau Enggano, Bengkulu, ingin kembali ke negara asalnya.
"Ada lima orang yang menyatakan keinginan untuk kembali ke negara mereka," kata Kepala Seksi Pengawasan Daerah Kantor Imigrasi Bengkulu, Agus Lukito di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan selain lima orang tersebut, 12 orang lainnya ingin tetap melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari suaka politik ke Australia.
Keinginan para WNA itu, kata dia, akan difasilitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
"Kami di Bengkulu hanya menampung sementara dan untuk tindaklanjutnya kantor pusat yang menangani," katanya.
Kantor Imigrasi Bengkulu telah melaporkan hasil BAP atas 17 imigran tersebut kepada Ditjen Imigrasi.
Agus memprediksi, satu atau dua hari ke depan tim dari Ditjen Imigrasi akan menjemput dan langsung membawa 17 WNA ke penampungan yang lokasinya akan ditentukan Ditjen Imigrasi sendiri.
"Selain melaporkan hasil keterangan dari para imigran ini, kami juga meminta petunjuk kepada Ditjen Imigrasi kemana mereka akan dipindahkan," katanya.
Hasil keterangan yang diperoleh pihak imigrasi Bengkulu dari 17 orang imigran tersebut, tak seorang pun yang memiliki identitas resmi.
Terkait masalah identitas tersebut, Agus mengatakan Ditjen Imigrasi yang akan mendalami. Biasanya dilihat konteks tertangkapnya para imigran tersebut dimana untuk kasus 17 orang imigran asal Sri Lanka itu terdampar di Pulau Enggano, bukan melakukan perbuatan kriminal.
Sebanyak 17 orang imigran asa Sri Lanka itu terdampar di Pulau Enggano pada 21 November 2012 dan ditahan Anggota TNI Angkatan Laut Bengkulu.
Dari keterangan mereka, perjalanan mengarungi samudera hindia tersebut untuk menuju Pulau Christmas Australia mencari suaka politik sekaligus mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Ada lima orang yang menyatakan keinginan untuk kembali ke negara mereka," kata Kepala Seksi Pengawasan Daerah Kantor Imigrasi Bengkulu, Agus Lukito di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan selain lima orang tersebut, 12 orang lainnya ingin tetap melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari suaka politik ke Australia.
Keinginan para WNA itu, kata dia, akan difasilitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
"Kami di Bengkulu hanya menampung sementara dan untuk tindaklanjutnya kantor pusat yang menangani," katanya.
Kantor Imigrasi Bengkulu telah melaporkan hasil BAP atas 17 imigran tersebut kepada Ditjen Imigrasi.
Agus memprediksi, satu atau dua hari ke depan tim dari Ditjen Imigrasi akan menjemput dan langsung membawa 17 WNA ke penampungan yang lokasinya akan ditentukan Ditjen Imigrasi sendiri.
"Selain melaporkan hasil keterangan dari para imigran ini, kami juga meminta petunjuk kepada Ditjen Imigrasi kemana mereka akan dipindahkan," katanya.
Hasil keterangan yang diperoleh pihak imigrasi Bengkulu dari 17 orang imigran tersebut, tak seorang pun yang memiliki identitas resmi.
Terkait masalah identitas tersebut, Agus mengatakan Ditjen Imigrasi yang akan mendalami. Biasanya dilihat konteks tertangkapnya para imigran tersebut dimana untuk kasus 17 orang imigran asal Sri Lanka itu terdampar di Pulau Enggano, bukan melakukan perbuatan kriminal.
Sebanyak 17 orang imigran asa Sri Lanka itu terdampar di Pulau Enggano pada 21 November 2012 dan ditahan Anggota TNI Angkatan Laut Bengkulu.
Dari keterangan mereka, perjalanan mengarungi samudera hindia tersebut untuk menuju Pulau Christmas Australia mencari suaka politik sekaligus mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012