Sejumlah ibu-ibu rumah tangga di Desa Sialang Jaya Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau, kini mengembangkan kerajinan tanjak atau topi tradisional Melayu dengan bahan dasar dari anyaman bambu untuk menggantikan kain tenun.

"Untuk persediaan bambu tali ini masih banyak ditemukan di Desa Silang Jaya. Proses pembuatannya tiga jam biasanya dapat satu tanjak, kalau satu hari bisa dapat sembilan tanjak," kata Ria Ningsih, seorang ibu rumah tangga yang kini jadi perajin tanjak, di Pekanbaru, Senin.

Kerajinan Tanjak kini sedang naik daun di Riau, yang kerap digunakan oleh kaum pria. Tanjak biasanya dibuat menggunakan bahan kain tenun, namun di Desa Sialang Jaya dibuat menggunakan anyaman bambu.

Ria Ningsih mengatakan, ibu-ibu rumah tangga setempat juga membuat aksesoris kepala pria lainnya, seperti kopiah atau songkok dari anyaman bambu.

Ia menjelaskan proses pembuatannya mulai dari mencari bambu disekitar desa, kemudian menyerut bambu itu hingga tipis dan lentur. Bahan yang digunakan adalah bambu tali, pewarna tekstil, lem banteng, pernis, lem fox, rotan dan busa.

Di tangan ibu-ibu Desa Sialang Jaya, anyaman bambu menjadi kerajinan tanjak aneka warna yang menarik.

Satu tanjak bambu dibandrol dengan harga Rp65 ribu. Strategi pemasaranya dibantu oleh Kepala Desa Sialang Jaya, yang mem perkenalkan produk tersebut ke pejabat-pejabat setempat mulai dari Wakil Gubernur Riau, Bupati Rohul, Sekda Rohul dan Kapolres Rohul.

"Saya bekerja dibantu juga oleh ibu-ibu Tim Penggerak PKK. Alhamdulillah juga di dukung oleh bapak-bapak dan Kepala Desa Sialang Jaya," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Rohul, Yusmar, mengatakan Desa Sialang Jaya merupakan sentra pengerajin tanjak bambu. Pihaknya membantu strategi promosi produk tersebut kepada semua pihak.

Permintaan kerajinan tanjak dari bambu kini mulai diminati di daerah Rohul, dan mulai merambah ke pasar di Kota Pekanbaru.

”Dinas Pariwista dan Kebudayaan Rohul juga gencar mempromosikan tanjak ini. Baik itu melalui pameran di berbagai event pariwisata. Hanya saja dalam hal ini, sangat dibutuhkan kesabaran. Dan saya yakin karya anyaman bambu asal Desa Silang Jaya ini akan diminati masyarakat luas," katanya.

Pewarta: FB Anggoro

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019