Bogor (ANTARA Bengkulu) - Pegiat di Yayasan "Kita dan Buah Hati" dr Dewi Inong Irana, Sp.KK mengemukakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukannya, kewajiban memakai baju jilbab dan kerudung bagi
Muslimah merupakan pelindung kulit alami yang keampuhannya melebihi SPF-15.

"Penelitian itu saya lakukan tahun 2001," katanya melalui pernyataan  Humas Institut Pertanian Bogor kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

"Sun Protection Factor (SPF) 15 adalah pelindung dari sinar ultra violet (UV).

Dalam  rangka memperingati Hari Ibu 2012 dan Hari Ulang Tahun Agrianita IPB ke-6, digelar seminar bertema "Wanita Ingin Dimengerti", yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor (IPB) International Convention Center (IICC).

Narasumber yang dihadirkan adalah Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman, Psi dan dr Dewi Inong Irana, Sp.KK.

Menurut Dewi Inong Iran, dokter yang sejak tahun 1983 memakai busana Muslimah secara sempurna itu, seiring dengan bertambahnya usia perempuan maka terjadi perubahan kulit.

Ia menjelaskan, perubahan kulit tersebut di antaranya kelembaban dan kolagen berkurang, kulit menjadi kering, timbul kerut dalam otot, perubahan warna dan regenerasi sel kulit melambat.

"Jadi, kaum ibu juga perlu memperhatikan faktor perusak kulit yakni sinar ultra violet, rokok, alkohol, kosmetik mengandung bahan kimia berbahaya, garam, gizi tidak seimbang dan stres," katanya.

Dikemukakannya bahwa salah satu cara menjaga kulit adalah menghindari  sinar matahari, mengoleskan pelembab, makan makanan gizi seimbang, cukup istirahat, olah raga teratur, hindari stres dan
rawat kulit secara teratur.

    
Menopausa
Sementara itu, psikolog Elly Risman dalam kesempatan itu membahas permasalahan laki-laki dan perempuan sebenarnya sama-sama mengalami menopausa

Ia mengatakan, menginjak usia 35 tahun, setiap manusia baik laki-laki dan perempuan akan mengalami usia paruh baya atau "midlife".

"Pada 'midlife' terjadi perubahan hormonal. Laki-laki  berkurang 20 persen hormon testosteronnya dan hormon progesteron tetap, sehingga laki-laki cenderung feminin," katanya.

"Sedangkan perempuan menyusut hormon estrogen dan progesteronnya dan hormon testosteronnya tetap, sehingga perempuan cenderung maskulin serta lebih tangguh menghadapi paruh baya," katanya.

Disebutkannya bahwa meski masih diperdebatkan, hasil penelitian terkini menunjukkan tidak hanya perempuan yang mengalami menopausa, karena pria juga mengalami kondisi itu.

"Para ilmuwan menyebutnya andropausa. Dengan memahami pasangan kita juga mengalami andropausa, kita berempati bila tiba-tiba pada usia 40 tahun, suami kita mengalami banyak perubahan secara emosianal
maupun kebiasaan," katanya.

Menurut dia, pria yang mengalami andropausa bisa diidentifikasi dengan melihat perilaku sehari-harinya.

Ciri-ciri perilaku tersebut, misalnya pria cenderung lebih instropeksi, diam tidak bercerita, tidak paham yang terjadi, banyak minum kopi, merokok, dan gelisah serta sangat sibuk.

Pada kondisi itu, kata dia, pria tidak suka kemapanan, ingin perhatian dari luar rumah, menuntut istrinya memasak dan seks serta cenderung memberontak.

"(Kondisinya) bertolak belakang dengan perempuan yang lebih malas masak dan seks," katanya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012