Masyarakat Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara mengeluhkan lumpuhnya akses transportasi dari Pulau Enggano menuju Kota Bengkulu sejak beberapa pekan terakhir. Akibatnya, hasil pertanian masyarakat setempat mulai menumpuk.

Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKF) Kecamatan Enggano Redy Heloman Kaitora mengatakan, ikhwal putusnya akses transportasi ini terjadi saat pesawat perintis yang melayani rute penerbangan Mukomuko - Kota Bengkulu - Enggano sejak Agustus lalu berhenti beroperasi.

Kondisi ini semakin diperparah ketika Kapal Fery Pulo Tello yang biasa melayani pelayaran Enggano - Kota Bengkulu tidak dapat beroperasi karena sedang menjalani perawatan rutin. Kondisi ini menyebabkan hasil laut dan bumi Enggano menumpuk dan terancam membusuk.

"Padahal bagi kita masyarakat Enggano, jalur penerbangan udara saat ini menjadi salah satu andalan untuk memperlancar akses transportasi, baik pergi ataupun kembali pulang ke Pulau Enggano. Apa lagi kapal Feri Pulo Tello sedang naik docking atau perawatan," kata Redy saat dihubungi, Rabu.

Redy menjelaskan, sejak beberapa hari terakhir transportasi masyarakat Pulau Enggano ke Kota Bengkulu baik untuk mengangkut orang atau pun hasil bumi dan laut menggunakan kapal perintis Sabuk Nusantara 52. Namun kapal ini akan berhenti berlayar pada Rabu (13/11) mendatang.

Kata Redy kapal perintis Sabuk Nusantara 52 ini juga tak maksimal untuk mengangkut orang maupun hasil bumi dan laut milik masyarakat Pulau Enggano. Sebab muatan kapal ini sangat terbatas bila dibanding kapal Fery Pulo Tello yang biasa digunakan. 

Terpisah, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Syafril saat dikonfirmasi tak menampikkan jika beberapa bulan terakhir pesawat perintis tak lagi melayani rute penerbangan Mukomuko - Kota Bengkulu - Enggano.

Kata Syafril, behenti beroperasinya pesawat perintis ini lantaran izin struktur limit pesawat sudah habis. Pesawat perintis ini harus menjalani perawatan dan perbaikan struktur pesawat untuk menjamin keselamatan penerbangan.

"Kondisi ini menyebabkan izin struktur limit yang dimaksud harus diperpanjang lagi. Dari konfirmasi dengan pihak maskapai, izin sedang dalam kepengurusan. Meskipun demikian maskapai berusaha mencari pesawat pengganti jenis Caravan. Jika bulan ini proses perpanjangan izin selesai, maka pihak maskapai kembali beroperasi dengan pesawat DHC 6 yang selama ini digunakan," terang Syafril.

Syafril menjelaskan, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sudah mengirimkan surat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan agar maskapai Aviastar dapat kembali melayani rute penerbangan perintis Mukomuko - Kota Bengkulu - Enggano.

"Intinya meminta pesawat Aviastar kembali melayani penerbangan perintis rute Mukomuko-Bengkulu-Enggano PP. Surat ini kita layangkan karena pihak maskapai kontraknya memang dengan Kemenhub, yang berakhir Desember tahun ini," terang Syafril.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019