Harimau sumatera memangsa lima ekor sapi dan tiga ekor kambing milik petani Gampong (desa) Seureuke, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, sehingga membuat warga resah.
Keuchik (kepala desa) Seureuke Azis Rusmiyono dihubungi dari Lhoksukon, Jumat mengatakan serangan harimau terhadap ternak petani berlangsung dalam waktu berbeda-beda dan terakhir terjadi dua hari lalu.
“Ada lima ekor sapi dan tiga ekor kambing petani yang dimangsa harimau, kejadiannya terjadi dalam waktu berbeda-beda. Ini sangat meresahkan dan membuat warga ketakutan,” kata Azis Rusmiyono menerangkan.
Azis mengatakan penyerangan harimau tersebut terjadi di Dusun Mihra Istimewa Paket 20, Gampong Seureuke.
Ia menduga harimau itu keluar dan memangsa ternak petani pada malam hari.
Azis menjelaskan ternak petani yang dimangsa harimau tersebut masing-masing tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing milik Mahmud, kemudian satu ekor sapi milik Paimin, dan terakhir sapi milik Sukidi.
“Awalnya harimau itu menyerang ternak milik Pak Mahmud yang berada di tempat pemeliharaan, lokasinya agak di hutan. Kemudian menyerang ternak Bang Paimin yang kandangnya berada di kebun tetapi sudah masuk pemukiman penduduk dan terakhir milik Pak Sukidi,” jelasnya.
Akibat dari serangan harimau ini petani merugi hingga puluhan juta, selain itu juga membuat warga setempat resah dan ketakutan, karena itu pihaknya berharap dan meminta pemerintah melalui dinas terkait turun tangan.
Sementara Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Lhokseumawe Kamarudzaman dihubungi terpisah membenarkan adanya penyerangan terhadap sapi petani di Gampong Seureuke.
“Dari September sampai saat ini ada lima ekor sapi (yang dimangsa harimau), konflik terakhir pada 27 November sementara laporan ke kita 28 November 2019,” kata Kamarudzaman menjelaskan.
Sebelumnya pihaknya telah berupaya untuk mengambil tindakan, namun warga setempat meminta agar tidak diambil tindakan karena khawatir akan berefek ke masyarakat sebab saat itu harimaunya masih jauh berada di hutan.
“Tetapi sekarang muncul lagi, dan tim kita sudah turun tadi melakukan groundchek, ternyata benar ada kejadian itu. Tim kita mengimbau agar masyarakat tidak mengikat lembu jauh-jauh dari kampung dan untuk sementara waktu melakukan pemantauan secara rutin,” harapnya.
Dikatakan pihaknya saat ini sedang mendatangkan pawang dari Meulaboh, Aceh Barat guna dilakukan pengusiran harimau tersebut dan jika tidak ada halangan dalam dua hari ini pawangnya akan tiba di Aceh Utara.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi baik dengan pihak desa maupun dengan Muspika dalam rangka pengusiran harimau ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Keuchik (kepala desa) Seureuke Azis Rusmiyono dihubungi dari Lhoksukon, Jumat mengatakan serangan harimau terhadap ternak petani berlangsung dalam waktu berbeda-beda dan terakhir terjadi dua hari lalu.
“Ada lima ekor sapi dan tiga ekor kambing petani yang dimangsa harimau, kejadiannya terjadi dalam waktu berbeda-beda. Ini sangat meresahkan dan membuat warga ketakutan,” kata Azis Rusmiyono menerangkan.
Azis mengatakan penyerangan harimau tersebut terjadi di Dusun Mihra Istimewa Paket 20, Gampong Seureuke.
Ia menduga harimau itu keluar dan memangsa ternak petani pada malam hari.
Azis menjelaskan ternak petani yang dimangsa harimau tersebut masing-masing tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing milik Mahmud, kemudian satu ekor sapi milik Paimin, dan terakhir sapi milik Sukidi.
“Awalnya harimau itu menyerang ternak milik Pak Mahmud yang berada di tempat pemeliharaan, lokasinya agak di hutan. Kemudian menyerang ternak Bang Paimin yang kandangnya berada di kebun tetapi sudah masuk pemukiman penduduk dan terakhir milik Pak Sukidi,” jelasnya.
Akibat dari serangan harimau ini petani merugi hingga puluhan juta, selain itu juga membuat warga setempat resah dan ketakutan, karena itu pihaknya berharap dan meminta pemerintah melalui dinas terkait turun tangan.
Sementara Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Lhokseumawe Kamarudzaman dihubungi terpisah membenarkan adanya penyerangan terhadap sapi petani di Gampong Seureuke.
“Dari September sampai saat ini ada lima ekor sapi (yang dimangsa harimau), konflik terakhir pada 27 November sementara laporan ke kita 28 November 2019,” kata Kamarudzaman menjelaskan.
Sebelumnya pihaknya telah berupaya untuk mengambil tindakan, namun warga setempat meminta agar tidak diambil tindakan karena khawatir akan berefek ke masyarakat sebab saat itu harimaunya masih jauh berada di hutan.
“Tetapi sekarang muncul lagi, dan tim kita sudah turun tadi melakukan groundchek, ternyata benar ada kejadian itu. Tim kita mengimbau agar masyarakat tidak mengikat lembu jauh-jauh dari kampung dan untuk sementara waktu melakukan pemantauan secara rutin,” harapnya.
Dikatakan pihaknya saat ini sedang mendatangkan pawang dari Meulaboh, Aceh Barat guna dilakukan pengusiran harimau tersebut dan jika tidak ada halangan dalam dua hari ini pawangnya akan tiba di Aceh Utara.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi baik dengan pihak desa maupun dengan Muspika dalam rangka pengusiran harimau ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019