Potensi tanaman kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini cukup besar dan tinggal melakukan terobosan-terobosan di hilir sehingga mengenalkan komoditas andalan daerah itu, kata seorang pakar perkopian.

"Potensi kopi Rejang Lebong ini luar biasa, dan istilahnya tinggal kita lentingkan saja. Buktinya kawan-kawan yang bergerak di hilir dengan hanya melakukan sortasi (pemilahan komoditas) kita sudah bisa menasional," kata pakar kopi Bengkulu yang juga rektor Universitas Pat Petulai (UPP) Profesor Alnopri saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.

Potensi kopi Rejang Lebong yang lainnya  adalah tanaman kopi peninggalan bangsa Belanda, kemudian kearifan lokal, penerapan pola tanam "sedepo seseto" atau satu setengah hasta, tekhnologi "kapak gulai" dan satu lagi adalah penemuan minum kopi campur garam.

"Minum kopi campur garam ini merupakan penemuan baru, dan ternyata bagus untuk kesehatan," ujar dia.

Untuk mengembangkan potensi kopi yang ada di Rejang Lebong, dirinya melalui Universitas Pat Petulai yang baru berdiri pada 25 Juli 2019 lalu setelah perubahan status dari Stiper Rejang Lebong menjadi universitas ini membentuk prodi khusus guna mengembangkan tanaman kopi yakni Sains Perkopian.

Kalangan mahasiswa UPP yang tergabung dalam program studi Sains Perkopian tersebut sudah menunjukan beberapa prestasi yang membanggakan daerah itu dan memiliki peluang guna menjadi ujung tombak pengembangan kopi Rejang Lebong.

"Hari ini mahasiswa kita keluar sebagai juara pertama lomba cupping kopi Arabika yang diadakan IPB, kemudian untuk pembuatan film dokumenter di event yang sama kita merebut juara II oleh bagian humas UPP (fantastic nine team) dan juara III atas nama Anggun Citra Wulandari," urainya.

Mahasiswa UPP yang keluar sebagai juara pertama lomba cupping kopi Arabika di IPB atas nama Denia Agung Winarta itu sebelumnya mengirimkan kopi masyarakat hasil sortasi yang mereka lakukan kemudian dikirimkan ke festival kopi yang diselenggarakan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada November lalu.

Prestasi yang ditorehkan mahasiswa dan humas UPP Rejang Lebong itu harus dihargai karena sudah bekerja keras dan penuh semangat sehingga bisa membanggakan nama daerah dan kampus UPP Rejang Lebong.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong menyebutkan daerah itu memiliki kebun kopi jenis robusta dengan luasan mencapai 23.036,65 hektare dengan produksi 15.853,117 ton, dan kopi arabika seluas 386 hektare dengan produksi per tahun 52,125 ton.***1***

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019