Masyarakat Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan diimbau untuk tidak pergi ke kebun sendirian guna menghindari serangan harimau dan beruang yang merasa terganggu habitatnya.
"Jangan pergi ke kebun sendirian. Minimal harus berkelompok sampai situasi aman kembali mengingat beberapa hari lalu ada warga Desa Padang Bindu yang tewas mengenaskan diserang beruang," kata Kapolsek Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Iptu Bastari di Baturaja, Kamis.
Baca juga: Saat berkebun, warga OKU tewas diserang beruang madu
Sebelumnya, saat mendapat laporan adanya warga atas nama Nawandri (25) warga Dusun VI, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji yang tewas diserang beruang saat berada di kebun miliknya pada Senin (2/12) sekitar pukul 15.00 tersebut, pihaknya langsung mendatangi rumah duka untuk melakukan identifikasi.
"Saya sudah mengecek dan melihat langsung kondisi korban di rumah duka. Yang paling parah itu tubuh bagian bawah terutama area selangkangan akibat diduga diserang beruang ganas," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak terulang lagi, Kapolsek mengatakan pihaknya langsung mengambil langkah awal menghubungi pihak BKSDA OKU untuk menindaklanjutinya.
Baca juga: Petani kopi Dempo Selatan Pagaralam tewas diserang harimau
Baca juga: Serangan harimau ke warga Pagaralam dan Lahat terjadi di habitatnya
"Saya juga sudah menyampaikan kepada masyarakat secara langsung agar tetap waspada dan berhati-hati saat beraktifitas di kebun atau berladang. Jangan pergi ke kebun sendirian," tegas dia.
Sementara itu, Koordinator KPHK Gunung Raya seksi BKSDA wilayah III, Herman secara terpisah menyatakan pihaknya telah menyarankan kepada pihak pemerintah desa setempat agar mengimbau warganya untuk menghindari daerah-daerah yang dilintasi oleh beruang tersebut.
Menurut dia, terkait banyaknya warga di beberapa wilayah Sumsel yang diserang hewan buas seperti beruang dan harimau ini kemungkinan diakibatkan oleh pengalihan fungsi hutan.
"Banyak hutan yang dibuka oleh masyarakat dan beralih fungsi menjadi perkebunan sehingga areal hutan semakin menyempit. Memang sebenarnya kebun-kebun itu adalah milik masyarakat itu sendiri. Namun, hal ini berdampak pada hilangnya habitat binatang buas tersebut hingga masuk ke perkebunan warga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Jangan pergi ke kebun sendirian. Minimal harus berkelompok sampai situasi aman kembali mengingat beberapa hari lalu ada warga Desa Padang Bindu yang tewas mengenaskan diserang beruang," kata Kapolsek Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Iptu Bastari di Baturaja, Kamis.
Baca juga: Saat berkebun, warga OKU tewas diserang beruang madu
Sebelumnya, saat mendapat laporan adanya warga atas nama Nawandri (25) warga Dusun VI, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji yang tewas diserang beruang saat berada di kebun miliknya pada Senin (2/12) sekitar pukul 15.00 tersebut, pihaknya langsung mendatangi rumah duka untuk melakukan identifikasi.
"Saya sudah mengecek dan melihat langsung kondisi korban di rumah duka. Yang paling parah itu tubuh bagian bawah terutama area selangkangan akibat diduga diserang beruang ganas," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak terulang lagi, Kapolsek mengatakan pihaknya langsung mengambil langkah awal menghubungi pihak BKSDA OKU untuk menindaklanjutinya.
Baca juga: Petani kopi Dempo Selatan Pagaralam tewas diserang harimau
Baca juga: Serangan harimau ke warga Pagaralam dan Lahat terjadi di habitatnya
"Saya juga sudah menyampaikan kepada masyarakat secara langsung agar tetap waspada dan berhati-hati saat beraktifitas di kebun atau berladang. Jangan pergi ke kebun sendirian," tegas dia.
Sementara itu, Koordinator KPHK Gunung Raya seksi BKSDA wilayah III, Herman secara terpisah menyatakan pihaknya telah menyarankan kepada pihak pemerintah desa setempat agar mengimbau warganya untuk menghindari daerah-daerah yang dilintasi oleh beruang tersebut.
Menurut dia, terkait banyaknya warga di beberapa wilayah Sumsel yang diserang hewan buas seperti beruang dan harimau ini kemungkinan diakibatkan oleh pengalihan fungsi hutan.
"Banyak hutan yang dibuka oleh masyarakat dan beralih fungsi menjadi perkebunan sehingga areal hutan semakin menyempit. Memang sebenarnya kebun-kebun itu adalah milik masyarakat itu sendiri. Namun, hal ini berdampak pada hilangnya habitat binatang buas tersebut hingga masuk ke perkebunan warga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019